News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Fahruji Tak Sempat Menolong Kakaknya yang Terseret di Bagian Bawah Tongkang

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kapal tongkang terdampar di Pantai Alam Indah Kota Tegal. TRIBUN JATENG/MAMDUKH ADI PRIYANTO

TRIBUNNEWS.COM, TEGAL - Nasib nahas menghampiri sejumlah pemancing yang tengah berada di Anjungan Pantai Alam Indah (PAI) Kota Tegal, Rabu (25/4/2018) sore, sekitar pukul 18.30 WIB.

Angin kencang dan tingginya gelombang membuat tiga tongkang di perairan PAI mengalami lepas tali dan menghempas hingga pantai.

Satu tongkang di antaranya menyasar Anjungan PAI dan menabrak para pemancing.

Tiga dari sembilan pemancing yang tengah berada di anjungan PAI tercatat meninggal dunia.

Satu korban adalah Adi Juni Setiawan (28), warga Jalan Kartini Kalibuntu, Kelurahan Panggung, Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal.

Jenazah korban ditemukan tewas pada Kamis (26/4/2018) sekitar pukul 05.50 WIB.

Dua korban lain yakni Johan (43), warga Desa Mindaka RT 03 RW 03 Kecamatan Tarub, Kabupaten Tegal; dan Yuda Berlin Junianto (28), warga Jalan Kepodang, Kelurahan Randugunting, Kecamatan Tegal Selatan, Kota Tegal.

Fahruji (40), warga Desa Mindaka, Kecamatan Tarub, Kabupaten Tegal menjadi korban selamat dalam insiden itu.

Baca: Mengapa Warga Nekat Mengebor Minyak Secara Tradisional Tanpa Peralatan Pengamanan?

Tetapi, nasib berbeda dialami kakak kandung Fahruji, Johan (43), yang tidak selamat dalam insiden itu.

Saat kejadian, Fahruji tengah memancing di anjungan wisata yang menjorok ke tengah laut.

"Ada orang sembilan yang tengah memancing di anjungan. Saya bersama kakak kandung (Johan) saat itu," kata Fahruji, Kamis (26/4/2018).

Tiba-tiba, menurut dia, ada pemancing yang berteriak ada tongkang yang melaju dengan cepat dari arah timur dan mendekat anjungan.

Karena sudah terlalu dekat, ia dan pemancing lain tidak sempat beranjak dari lokasi itu.

Fahruji menuturkan, karena terlalu asyik dengan joran dan mata pancing, semua pemancing tidak melihat tongkang sudah mendekati lokasi mereka memancing.

"Tongkang pertama itu melaju tapi hanya menyerempet anjungan. Setelah itu tongkang berbelok ke arah selatan mendekati pantai. Tapi tiba-tiba dari arah utara (laut), tongkang besar seperti terdorong angin kencang menabrak anjungan," ucapnya.

Baca: PN Tangerang Putuskan Bong Parnoto dan PT Rajawali Parama Konstruksi Tak Bersalah

Terlempar ke Laut
Setelah tongkang menabrak anjungan, semua pemancing terlempar ke laut.

Meski kakinya terjepit beton anjungan yang hancur, Fahruji bisa menyelamatkan diri dengan berenang ke permukaan dan menepi ke pantai.

Namun, tidak dengan kakaknya. Ia melihat kakaknya terseret di bagian bawah tongkang.

"Sebelum terseret, saya sempat mendengar kakak teriak minta tolong. Dia juga tidak bisa berenang," tuturnya.

Tak berselang lama, tubuh kakaknya itu terseret gelombang ke pantai.

Saat itu, Fahruji berujar, ia dan beberapa korban selamat lain sempat mengecek keadaan kakaknya.

"Saya sudah berusaha untuk menolong dengan memberikan bantuan pernapasan. Tapi sepertinya memang sudah menjadi kehendak-Nya (tewas)," imbuhnya.

Pihak keluarga sudah ikhlas atas kepergian Johan. Fahruji merasa kehilangan sosok kakak yang kerap kali mengajaknya memancing.

Mereka berdua sering pergi memancing ke beberapa tempat.

Baca: Lansia di Jepang Ditipu Seseorang yang Mengaku Anak Sulungnya Sebesar 112 Juta Yen

Selain Fahruji, lima pemancing lain yang selamat dari insiden itu adalah adalah Bagus Untung (25), Dwi Wijaya (27), Junaedi (35), Aji Winarto (36), dan Hengki Kurnadi.

Mereka selamat karena mampu berenang hingga ke pantai.

"Yang tewas itu memang tidak bisa berenang. Banyak air yang keluar dari badannya saat dievakuasi," kata saksi mata kejadian, Suharjo (50), pedagang di pantai itu.

Melihat ada insiden itu, dia dan beberapa warga sudah berusaha menolong korban.

"Ada satu korban yang pingsan, kemudian saya dudukkan dan dipukul tengkuk leher bagian belakang hingga memuntahkan air banyak," ucapnya.

Sempat Mengingatkan
Sebelum kejadian, Suharjo menuturkan, sempat memperingatkan satu korban tewas, yakni Adi.

"Sudah diperingatkan agar jangan mancing sore-sore. Awan sudah mendung dan cuaca juga sedang buruk," kata dia.

Menurut dia, tongkang tersebut sudah terparkir di perairan laut dekat pantai.

"Tiga tongkang itu sudah setengah bulan berhenti di tengah (laut). Tetapi tetap terlihat dari sini (pantai)," ucapnya.

Adapun, anjungan wisata lokasi di mana tiga orang tewas akibat tongkang itu sudah beberapa waktu tidak digunakan untuk pengunjung, lantaran papan kayu di bawahnya sudah lepas.

Adi Juni Setiawan (28), warga Jalan Kartini Kalibuntu Kelurahan Panggung, Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal ditemukan tewas, Kamis (26/4/2018) sekitar pukul 05.50 WIB pagi. TRIBUN JATENG/MAMDUKH ADI PRIYANTO (Tribun Jateng/Mamdukh Adi Priyanto)

"Anjungan itu merupakan hibah dari Kementerian Pariwisata. Dibangun pada 2008. Namun satu tahun setelah itu ada pondasi anjungan yang amblas karena terkena ombak. Hingga kini, papan kayu copot semua," kata Kepala Seksi Promosi Pariwisata Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Tegal, Sudibyo.

Karena papan alas kayu sudah copot semua, menurut dia, anjungan kerap dimanfaatkan para pemancing.

Untuk menuju ke ujung anjungan, pemancing biasanya meniti pinggir pondasi anjungan.

Namun Suidibyo menyatakan, sudah ada beberapa pondasi anjungan yang amblas sehingga tidak rata lagi.

Pihaknya tidak bisa melarang warga untuk memancing di anjungan itu, meski kondisinya sudah usang karena terjangan ombak.

Menurut dia, panjang anjungan yang hancur tertabrak tongkang sekitar 150 meter, dari panjang total 250 meter.

"Saat ini yang tersisa ada sekitar 100 meter. Padahal, kami sudah merencanakan perbaikan untuk anjungan itu," imbuhnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini