News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Aplikasi Pestisida yang Tidak Rasional Jadi Kelemahan Produksi Bawang Merah

Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Peserta program edukasi SANTUN yang digawangi oleh CropLife Indonesia dan PRISMA (Promoting Rural Income through Support for Markets in Agriculture) telah banyak bekerjasama dengan Dinas Pertanian di Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat.

TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Ada yang berbeda dari kegiatan TOT program SANTUN (Solusi Cara Banyak Untung) kali ini. Kegiatan yang biasanya berfokus pada peserta PPL, POPT dan Petani Kunci di tingkat daerah, kali ini menyasar pada Dinas Pertanian Provinsi dan 30 Dinas Pertanian Kabupaten se-provinsi Jawa Timur.

Kegiatan yang dihadiri 50 orang perwakilan Dinas Pertanian Kabupaten dan Provinsi di Hotel Atria, Kota Malang baru-baru ini menitikfokuskan tema Pelatihan Praktik Pertanian dan Penggunaan Pestisida yang Baik, Aman & Ramah Lingkungan.

Executive Director CropLife Indonesia Agung Kurniawan mengatakan, selama ini, aplikasi pestisida yang tidak rasional merupakan salah satu kelemahan dalam produksi bawang merah di Indonesia.

"Selain mengakibatkan biaya produksi yang tinggi, keuntungan minim dan efek buruk bagi ekosistem, penggunaan pestisida yang tidak tepat guna akan mengakibatkan gangguan kesehatan petani," ujar Agung, Sabtu.

Program edukasi SANTUN yang digawangi oleh CropLife Indonesia dan PRISMA (Promoting Rural Income through Support for Markets in Agriculture) telah banyak bekerjasama dengan Dinas Pertanian di Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat.

Selama kurun waktu 2017, SANTUN telah menyentuh sekitar 279 petugas penyuluh pertanian dan 2000 petani (langsung) serta 51.000 petani (tidak langsung) yang akan mendapatkan akses dari pelatihan dan kegiatan yang di laksanakan terutama petani komoditas Bawang merah.

Kegiatan ini juga melibatkan KARSA, sebuah platform aplikasi pertanian berbasis android untuk ikut mempublikasikan dan menyebarkan informasi ke seluruh Indonesia.

SANTUN telah sukses diselenggarakan di beberapa kota di antaranya; Probolinggo, Nganjuk, Kediri, Bojonegoro, Bima, dan Lombok Timur dalam bentuk edukasi kepada PPL (Petugas Penyuluh Lapang) dan POPT (Pengamat Organisme Pengganggu Tanaman) dalam sesi TOT (Training of Trainers), edikasi dan temu petani yang dikemas dalam bentuk expo.

Baca: Polisi Tangkap 10 Pembuat Miras Oplosan di Jawa Timur

“Kampanye pengendalian hama dan penyakit terpadu (PHPT) merupakan salah satu mekanisme dan pengendlian yang paling efektif. Yang mana suatu cara pendekatan atau cara berfikir tentang pengendalian OPT yang didasarkan pada pertimbangan ekologi dan efisiensi ekonomi dalam rangka pengelolaan agroekosistem yang berwawasan lingkungan yang terlanjutkan," jelas Agung.

Agung menambahkan, PHPT juga merupakanh sistem pengendalian OPT yang merupakan bagian dari sistem pertanian berkelanjutan.

Hal ini yang mendasari kegiatan yang dilaksanakan oleh CropLife Indonesia bersama dengan PRISMA dalam membantu meningkatkan pengetahuan petani bawang di Indonesia.

"Kami sebagai asosiasi dari delapan perusahaan multinasional yang bergerak di bidang pestisida dan benih di Indonesia bertanggung jawab untuk memberikan edukasi termasuk tentang penggunaan pestisida yang tepat guna sehingga dapat membantu petani dalam meningkatkan produktivitas tanaman (stewardship). Kampanye ini sekaligus juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran para petani dan toko tani akan bahayanya produk pestisida palsu,” kata Agung.

Dijelaskannya, pentingnya pemahaman mengenai praktik pertanian yang baik (Good Agriculture Practice) dan praktik penggunaan pestisida yang baik dan aman (Good Pesticide Practice) menjadi salah satu kunci untuk meningkatkan produktivitas tanaman dan mewujudkan nawacita pemerintah dalam upaya mencapai swasembada dan ketahanan pangan nasional.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini