Pernah kamu bayangin kalau seorang gubernur mengajar pendidikan kewarganegaraan laiknya guru di sekolah?
Pemandangan unik ini yang terlihat, Senin pagi (2/5/2018) di Gedung Wale Ne Tou, Kabupaten Minahasa.
Sepuluh ribu siswa-siswi SMA/SMK di Sulawesi Utara mendengarkan Gubernur Sulut Olly Dondokambey, SE mengajar tentang 4 pilar kebangsaan yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.
Ketika Olly berjalan ke dalam ruangan menuju panggung untuk memulai pengajaran, tanpa dipandu seluruh siswa kompak bertepuk tangan sambil menyanyikan lagu dengan lirik "Mner Olly siapa yang punya....Mner Olly siapa yang punya....Mner Olly siapa yang punya....Yang punya kita semua..."
Selama mengajar, Olly menerangkan bahan pelajaran dengan bahasa lugas dan penyampaian yang mudah dimengerti serta banyak berinteraktif dengan siswa.
Gaya mengajar kekinian alias zaman now ini yang membuat para siswa baik yang menyimak langsung di dalam ruangan, maupun yang menyaksikan via video conference online di 10 kabupaten dan kota kian bersemangat.
Di hadapan ribuan siswa tersebut, Gubernur Olly menerangkan Pancasila sebagai Living Ideology yang masih sesuai dengan konteks kekinian Bangsa Indonesia.
Bahkan setiap tanggal 1 Juni rakyat Indonesia memperingati hari lahirnya Pancasila.
“Pancasila senantiasa harus diyakini kebenarannya, dipelajari, dimengerti dan dipahami serta dipraktikkan dalam kehidupan guna tetap kokoh sebagai living ideology,” ujarnya.
Menurut Olly, alasan utama Pancasila harus diyakini kebenarannya karena tidak dapat dipungkiri bahwa dalam beberapa dekade terakhir ini, Pancasila sebagai living ideology Bangsa Indonesia mengalami keterpurukan yang ditandai dengan munculnya perilaku masyarakat yang seolah-olah mulai melupakan sejarah lahirnya Pancasila.
Oleh karenanya, menurut Olly, fungsi Pancasila sebagai pengatur perilaku negara menjadi sangat penting.
“Fungsi Pancasila juga sebagai pengatur perilaku negara, artinya Pancasila merupakan Sumber Hukum Dasar Nasional yang secara konstitusional mengatur NKRI beserta seluruh unsurnya, yaitu rakyat, wilayah serta pemerintahan negara,” tuturnya.
Lanjut Gubernur Olly, karena pentingnya peranan Pancasila, Presiden Joko Widodo membentuk Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) yang diketuai Presiden RI ke 5 Megawati Soekarnoputri.
"Lembaga ini memegang peranan penting untuk memperkuat pengamalan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, yang terintegrasi dengan program-program pembangunan yakni pengentasan kemiskinan, pemerataan kesejahteraan dan berbagai program lainnya," paparnya.
Usai mengajar, Gubernur Olly menerima piagam dari MURI karena berhasil menciptakan rekor sebagai gubernur pertama di Indonesia yang mengajar 4 Pilar Kebangsaan melalui siaran langsung ke siswa.
Jadi Inspektur Upacara Hardiknas
Sebelum mengajar, Gubernur Olly juga menjadi Inspektur Upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional di Lapangan Sam Ratulangi, Kabupaten Minahasa.
Dalam kegiatan yang mengusung tema "Menguatkan Pendidikan dan Memajukan Kebudayaan" ini, Olly menyatakan komitmennya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Sulut dengan mensinergikan metode pendidikan dan teknologi.
Tenaga pendidik atau guru juga akan dibekali berbagai pelatihan, serta aplikasi penunjang proses belajar mengajar.
"Pendidikan sekarang sudah berbasis teknologi. Semua guru nanti dapat mendownload materi pengajaran cukup menggunakan handphone," katanya.
Olly optimis bila metode pendidikan disinergikan dengan kemajuan teknologi, siswa-siswi akan lebih semangat belajar dan menerima materi pengajaran secara optimal.
"Aplikasi ini akan membuat kita lebih siap menghadapi tantangan ke depan," ucapnya.
Pemerataan Kesempatan Pendidikan di Sulut Patut Diapresiasi
Terkait pendidikan di Sulawesi Utara, sudah sepatutnya diberikan apresiasi terhadap kemajuan dan prestasi.
Apalagi dilihat dari angka partisipasi kasar (APK), bagi SD pada 106,09%; SMP 106.93% dan SMA 88,22%, sedangkan angka partisipasi murni (APM) SD 89,93%; SMP 76,19% dan SMA 61,97%.
Begitu pula angka partisipasi sekolah (APS) usia 7-12 tahun sebesar 98,12%; usia 13-15 sebesar 88,50% dan usia 16-18 sebesar 68,52%.
Angka putus sekolah untuk tingkat SD 0,13%, SMP 0,37% dan SMA 0,08% serta SMK 0,40%; sedangkan angka melek huruf sebesar 99,63% atau mampu menekan angka buta huruf hingga titik 0,37%, dengan kontribusi rata-rata bersekolah mencapai 9,09 tahun, dan tingkat kelulusan untuk SD mencapai 100% kelulusan, SMP 99,99%, SMA 99.97%, SMK 99,96%.
"Angka tersebut menjadi cerminan keberhasilan kinerja kita dalam aspek pemerataan dan perluasan kesempatan memperoleh pendidikan," ungkap Gubernur Olly Dondokambey.
Turut hadir dalam acara ini, Wakil Gubernur Sulut Drs. Steven O.E. Kandouw, Sekdaprov Edwin Silangen, SE, MS, Ketua TP-PKK Sulut Ir. Rita Maya Dondokambey-Tamuntutuan, Wakil Ketua TP-PKK dr. Kartika Devi Kandouw-Tanos, MARS, Ketua DPRD Sulut Andrei Angouw, Penjabat Bupati Minahasa Royke Mewoh dan Kepala Dinas Pendidikan Sulut dr. Grace Punuh. (*)