TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Polisi menunda penyerahan jenazah pelaku bom bunuh diri di Surabaya dan Sidoarjo, Kamis (17/5/2018).
Penundaan dilakukan karena Kedokteran forensik dan DVI RS Polda Jatim masih butuh data pembanding guna proses identifikasi.
"Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya, penyerahkan jenazah ke keluarga tidak jadi. Masih terkendala, data keluarga masih dibutuhkan," jelas Kombes Pol Frans Barung Mangera, Kabid Humas Polda Jatim di RS Bhayangkara, Kamis (17/5/2018).
Rencana terbaru, penyerahan jenazah baru akan dilakukan Jumat (18/5/2018).
"Dijadwalkan besok (Jumat, 18/5/2018) pukul 08.00 WIB dan paling lambat 09.00 WIB," tutur Barung.
Mantan Kabid Humas Polda Sulsel ini menuturkan, rencana ada tujuh atau delapan jenazah pelaku yang bakal diserahkan ke keluarga guna dimakamkan.
"Sebenarnya kami berharap segera diserahkan ke keluarga supaya cepat dimakamkan," terang Barung.
Sedangan untuk korban peristiwa bom, dari 13 warga yang meninggal, masih ada satu jenazah yang belum diserahkan ke keluarga. Satu jenazah itu, yakni Bayu, warga asal Jl Kertajaya Surabaya.
Bayu merupkan korban ledakan bom di Gereja Santa Maria Tak Bercela di Jl Ngagel Surabaya.
"Bayu ini merupakan korban yang paling parah," pungkas Barung.