Ada dua orang yang bergantian menjadi imam di sana, Suwardi dan Pak Ngah. Keduanya tewas dalam serangan ke Mapolda Riau.
"Biasanya ada delapan orang shalat di sana, yang jadi imam Pak Ngah atau Suwardi," terang NZ kepada tim Densus 88 Anti Teror Polri.
NZ mengaku sudah tidak ikut pengajian di tempat itu sejak tahun 2017 silam.
Ketua RT 05 Mundam Syaharuddin mengungkapkan Mursalim alias Pak Ngah pernah menemuinya setelah menempati tempat itu selama tiga bulan.
Syaharuddin mengetahui bahwa Pak Ngah baru menempati kebun setelah membeli lahan perkebunan sawit itu pada 2015 dari pria bernama Bahrum.
Pak Ngah sebelumnya tinggal di kawasan Tanjung Palas.
Pak Ngah menempati lahan seluas setengah hektare itu bersama istri dan dua anaknya.
Masyarakat tidak melihat ada hal ganjil dari aktifitas Pak Ngah bersama kelompoknya.
Mereka hanya tampak memanen sawit dan memiliki hubungan yang baik dengan warga di sekitar kebun.
Menurut Syaharuddin, kebanyakan orang yang datang ke gubuk Pak Ngah berasal dari luar daerah.
"Kami tak pernah lihat mereka latihan s(fisik) ecara langsung. Tapi pengakuan dia (Pak Ngah) pernah menggelar latihan silat di dekat gubuknya," ujar Syaharuddin.
Kapolres Dumai AKBP Restika PN belum bisa memberi keterangan resmi terkait proses penggeledahan rumah terduga teroris di Dumai.
Ia hanya menyebut pihaknya membantu proses penggeledahan di empat lokasi berbeda, Rabu (16/5). Lokasi penggeledahan di antaranya di Dumai Timur dan Sungai Sembilan.
"Mengenai hasil penggeledahan, sebaiknya tunggu ekpos dari Polda Riau,” ujarnya singkat.