TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Hingga kini masih ada tiga jenazah teroris bom Surabaya-Sidoarjo yang belum dimakamkan lantaran ada penolakan masyarakat.
Calon gubernur Jawa Timur nomor urut 1 Khofifah Indar Parawansa mengatakan
penolakan ini menunjukkan adanya perspektif masyarakat yang sejatinya ingin adanya keamanan dan kedamaian, namun dirusak oleh adanya teror.
Sehingga kekecewaan itu diwujudkan adanya penolakan pada teroris dan juga jenazah teroris.
Meski begitu, menurut mantan Menteri Sosial tersebut jenazah teroris harus tetap dimakamkan dan diperlakukan secara baik menurut ajaran Islam.
Baca: Kisah Yudi Lepas dari Cengkeraman Ideologi Aman Abdurrahman yang Menghalalkan Darah Aparat
"Saat ada penolakan pun, sebaiknya tetap bisa dimakamkan secara baik. Sebab mereka sudah meninggal. Sebaiknya tetap juga disalatkan," ucap Khofifah kepada Surya, Minggu (20/5/2018).
Cgub yang berpasangan dengan Emil Elestianto Dardak juga meminta agar hal ini menjadi pelajaran bagi semua pihak.
Bahwa masyarakat Jawa Timur menolak adanya kekerasan dan tindakan terorisme.
"Maka jangan ada kekerasan yang bisa menimbulkan efek distruktif. Kita harus jaga keinginan masyarakat semua, bahwa bangsa kita ingin kedamaian bukan kerusuhan dan terorisme," imbuh Khofifah.
Baca: Hari Ini Digelar Upacara Pasupati Patung Garuda Wisnu Kencana
Ia juga meminta agar semua pihak mampu membangun perlindungan masyarakat yang baik.
Agar Jawa Timur kembali damai aman dan bisa menunaikan ibadah Ramadan dengan khusyuk dan tenang.
Sebegaimana diberitakan sebelumnya bahwa jenazah teroris yang melancarkan aksi serangan bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya serta di Mapolrestabes Surabaya mendapat penolakan, baik oleh keluarga maupun oleh masyarakat.
Sehingga sampai saat ini jenazah masih belum dikuburkan dan diserahkan pada negara.