Laporan Wartawan TribunSolo.com, Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM, BOYOLALI - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali memastikan tak ada pendaki via jalur Selo, Boyolali, yang tengah beraktivitas di Gunung Merapi.
Pasalnya, jalur sudah ditutup sejak 11 Mei 2018 lalu pascaletupan freatik gunung aktif di Jawa Tengah itu.
Hal itu diungkapkan Kepala BPBD Boyolali, Bambang Sinung, saat dihubungi TribunSolo.com, Selasa (22/5/2018) pagi.
Dia mengatakan, tidak ada warga terutama pendaki yang menjadi korban atas peningkatan status Normal menjadi Waspada Gunung Merapi.
Baca: Keponakan Setya Novanto Mulai Bernyanyi, Sebut Jatah untuk Nurhayati hingga Mekeng-Markus
Seperti diketahui, peningkatan status tersebut telah dilayangkan Balai Penyelidikan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta kemarin Senin (21/5/2018) pukul 23.00 WIB.
"Aman (tak ada korban), jalur (Selo) juga telah ditutup sejak 11 Mei lalu," ujarnya.
KPU Sabu Raijua Klarifikasi Dokumen Krisman Riwu Kore yang Tersebar di Media Sosial - Pos-kupang.com
Soal BAB 4 Matematika Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka Beserta Kunci Jawaban, Pengukuran Luas dan Volume
Dia meyakini aktivitas Merapi tak menimbulkan korban.
Sementara, peningkatan status tersebut juga membuat 362 warga Dukuh Stabelan, Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Boyolali, memilih mengungsi.
Baca: Ustaz Ku Wie Han Pelajari Semua Agama Tapi Memilih Jadi Mualaf karena Terpikat Surat Al Ikhlas
Mereka mengungsi di Tempat Penampungan Pengungsi Sementara (TPPS) Tlogolele sejak Senin malam.
Bambang mengungkapkan, warga mengungsi karena trauma letusan pada 2010 silam meski tak terdampak hujan abu vulkanik letupan freatik.