Usai imbang 1-1. Suasana pun kembali tenang. Teriakan -teriakan semangat tetap terdengar terlebih saat salah satu tim kebangaan mereka menciptakan peluang.
Para Santri pendukung Liverpool pun kembali lesu saat Gareth Bale yang masuk di babak kedua mampu mencetak gol kedua bagi Madrid melalui sepakan indahnya.
Usai gol itu, seperti biasa para pendukung Los Blancos pun kembali merayakannya dengan berdiri dan berteriak gol.
Puncaknya, pada menit ke-83, santri pendukung Liverpool terlihat lebih tak bersemangat, pasalnya Bale berhasil mencetak gol keduanya dan membawa madird unggul 3-1 sekaligus mengantarkaan Los Blancos meraih juara Liga Champions tiga kali berturut-turut.
Meski demikian tak ada dari mereka yang saling olok dan bermusuhan, perbedaan mendukung tim kebanggan hanya dalam tontonan semata, selebihnya mereka kembali membaur dan saling bercengkrama satu dengan yang lainnya.
“Iya kalau kita habis nonton yaudah, tidak ada istilah berantem-berantem. Habis ini kita pulang ke pesantren masing-masing, makan sahur dulu,” ujar Zaki.
Usai pertandingan berakhir, nobar yang diadakan oleh Rumah Makan Tugu Asri itu berangsur sepi. Para santri kembali ke Pesantren masing-masing.
Mereka kembali dengan menggunakan motor: berboncengan, dan adapula yang mengenakan motor roda tiga yang biasanya untuk mengangkut barang.
Satu motor roda tiga tersebut berisikan maksimal 15 orang dengan satu pengemudi.
Namun, beberapa dari mereka juga ada yang menyantap sahur di Rumah Makan Tugu Asri atau Wahyu Utama sekaligus menunggu solat subuh di Masjid Bintang yang berada di seberang lokasi nobar.