TRIBUNNEWS.COM, TULUNGAGUNG - IN (23), deportan Turki yang diduga gabung ISIS dipastikan pernah kuliah di IAIN Tulungagung jurusan Tadris Matematika.
IN adalah mahasiswa angkatan 2014, masuk di kelas F di jurusan ini.
Sosoknya paling mudah dikenali, karena mengenakan gamis tertutup dan kerudung lebar.
"Di kelas hanya dia sendiri yang memakai gamis dan kerudung lebar. Mukanya mudah dikenali," ucap seorang teman kuliahnya.
Dengan tampilannya yang begitu meyakinkan, teman-temannya sempat berpikir IN sosok yang disiplin dalam kuliah.
Namun dugaan ini keliru. IN sering telat masuk ruang kuliah.
Selain itu IN juga sering tidak mengerjakan tugas kuliah.
"Pokoknya bukan sosok mahasiswa yang rajin dan bisa jadi panutan," ucap temannya ini.
Selain itu sosoknya juga pendiam dan tidak banyak bergaul.
Pada semester empat, IN sempat mengajak teman-temannya untuk latihan memanah.
Namun ajakan ini tidak diindahkan teman satu kelasnya.
Pada semester 6 IN masih tercatat sebagai mahasiwa.
Namun saat itu ia sudah jarang kuliah. Dari 23 SKS yang diprogram, hanya 3 SKS yang keluar nilanya.
Pada awal sementer 7 IN sudah tidak melakukan registrasi, sehingga berstatus nonaktif.
IN bersama tujuh orang lainnya dideportasi dari Turki dan tiba di Jakarta pada Jumat (25/5/2018).
Saat ini IN masih di Jakarta dan dalam penanganan Densus 88 Anti Teror Mabes Polri.