TRIBUNNEWS.COM, PROBOLINGGO - Satu dari empat terduga teroris yang diamankan Densus 88 Antiteror di Probolinggo sejak Selasa malam hingga Rabu pagi adalah seorang Pegawai Negara Sipil (PNS) di Dinas Pertanian Pemkab Probolinggo.
Dia adalah GS (54), warga Desa Sumberkedawung, Kecamatan Leces.
Ditangkapnya GS menambah deretan panjang oknum aparatur sipil negara (ASN) yang diduga terlibat dengan teroris di Pemkab Probolinggo.
Sebelum Gatot, Densus 88 Antiteror juga mengamankan satu oknum PNS yakni seorang guru.
Dia adalah HSA. Dia diamankan Densus 88 Antiteror di rumahnya.
HSA merupakan guru bahasa inggris di SMKN 1 Kotaanyar, Kota Probolinggo. Dia aktif mengajar di sana sejak tahun 2009.
Posisinya, dia mengajar bahasa inggris untuk siswa - siswi kelas XI dan XII.
Pria yang memiliki tiga anak ini merupakan lulusan Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STIBA) Malang.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Probolinggo, Hasyim Asy'ari membenarkan jika salah satu anggotanya ditangkap Densus 88 Antiteror.
Bagi dia, GS adalah satu PNS yang aktif dan cerdas. Dia sosok yang cakap saat mengerjakan tugas.
"Salah satu PNS andalan kami, karena saat ada kerjaan dia pasti mengerjakannya dengan cepat," kata Hasyim.
Dia bertugas menjadi Petugas Pertanian Lapangan ( PPL) di Kecamatan Kuripan. Dia aktif dalam bersosial dan berkomunikasi dengan sesama teman dan pimipinan.
"Saya kira tidak ada yang beda. Dia wajar sih. Kalau memang terlibat saya turut prihatin. Untuk tindak lanjutnya, biarkan BKD yang akan membuat keputusan," tambahnya.
Di lingkungan rumahnya, GS dikenal sebagai sosok yang baik dan ramah dengan tetangga. Selain berstatus PNS, GS juga dikenal sebagai pengusaha madu.
"Tidak ada yang aneh kok. Tapi, memang di rumahnya sering ada kegiatan banyak orang yang mayoritas orang yang datang ini berjenggot dan bercadar," ucap Holel, salah satu tetangga Gatot. (Galih Lintartika)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Satu Terduga Teroris yang Digrebek Densus 88 Ternyata PNS di Dinas Pertanian Pemkab Probolinggo