News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pengeluaran Rumah Tangga di Bali, Rokok Duduki Nomor 2 Setelah Beras

Editor: Willem Jonata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jumlah perokok yang besar berkontribusi pada rendahnya produktivitas pekerja Indonesia

TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Di Bali, jumlah perokok menunjukkan tren peningkatan. Bukan hanya di kalangan orang dewasa. Tapi juga di kalangan remaja. 

Data Dinas Kesehatan Provinsi Bali, jumlah perokok remaja berusi 15-19 tahun mencapai 14,1 persen di tahun terakhir 2017. Sementara tahun 2016 berada di angka 11,2 persen.

Perokok remaja usia 20-29 tahun juga mengalami peningkatan hingga mencapai 15,4 persen di tahun 2017, dari angka 13,3 persen di tahun 2016.

Jika merunut data Riskesdas 2013, rentang umur perokok paling muda ada sejak usia 5-9 tahun mencapai 0,4 persen.

Baca: Gelar Pameran Lukisan di Pekuburan, Seniman Bali Ini Mempersembahkannya untuk Makhluk Gaib

Perokok usia 10-14 tahun mencapai 5,6 persen, usia 15-19 tahun mencapai 48.6 persen, usia 20-24 tahun mencapai 30 persen, usia 25-29 tahun mencapai 8,9 persen, dan usia di atas 30 tahun mencapai 6,5 persen.

Selain itu, 52.6 persen laki-laki Bali usia lebih dari 15 tahun merupakan perokok dan 6,6 persen perempuan Bali usia lebih dari 15 tahun juga merokok.

Kepala Dinas Kesehatan Bali, dr Ketut Suarjaya mengakui, meski pihaknya melakukan berbagai upaya penyadaran dan penyehatan lingkungan seperti Kawasan Tanpa Rokok (KTR).

Namun angka perokok justru bertambah. Ia mendapati fakta bahwa pengeluaran rumah tangga untuk rokok menjadi kebutuhan kedua setelah beras.

"Memang jika melihat data kondisi 2016 dan 2017 itu terdapat peningkatan signifikan. Bandingkan dengan survei Badan Pusat Statistik (BPS), bahwa pengeluaran Rumah Tangga untuk rokok menduduki nomer 2 setelah beras, dan ada tren peningkatan penyakit tidak menular akibat rokok. Saya berasumsi bahwa ada korelasi di antara ketiganya," ungkapnya, Kamis (31/5/2018).

Bahaya paparan asap rokok bagi kesehatan ini tidak hanya buruk bagi perokok. Melainkan juga orang-orang di sekitarnya, termasuk keluarga.

Lingkungan sekitar yang terpapar asap rokok bisa berakibat timbul berbagai macam penyakit dan turunannya seperti kanker paru-paru dan jantung.

Sementara, kesehatan perokok justru berisiko tinggi terkena paru. Risiko yang sama juga rentan terjadi pada perokok pasif.(*)

Berita ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Tren Perokok Remaja Laki-laki dan Perempuan di Bali Meningkat

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini