Laporan wartawan Tribun Jateng, Ponco Wiyono
TRIBUNNEWS.COM, SALATIGA - Kepala SMAN 2 Salatiga Wahyu Tri Astuti yakin aksi demonstrasi murid-muridnya digerakkan oleh pihak tertentu.
Menurutnya, para siswa tidak akan seberani seperti itu tanpa ada sokongan dari kalangan yang lebih tua dan memiliki kepentingan tertentu.
Diwawancarai terpisah usai aksi demo yang dilakukan di depan aula sekolah saat pemaparan laporan hasil belajar dan laporan keuangan 2017-2018, Wahyu menjelaskan perihal dana SPP yang dipermasalahkan oleh wali murid dan siswa.
"Itu rencananya memang akan diselesaikan dengan BOS baru turun 31 Mei jadi masih dikerjakan atau karena bulan puasa jadi baru nanti dilanjutkan," ujarnya.
Dalam demo tersebut, siswa juga mempertanyakan kebijakan lain di masa kepemimpinan Wahyu, salah satunya saat ia menerbitkan buku berjudul Kandang Sapi Go International. Siswa beranggapan penggunaan diksi tersebut tidak tepat dan merendahkan institusi sekolah.
"Ini masalah penggunaan bahasa saja, karena isinya adalah tentang bentuk pelayanan kami para guru terhadap sekolah," jelasnya.
Sedangkan terkait masalah pengeluaran seorang anggota komite sekolah, Wahyu mengatakan hal itu merupakan standar operasional prosedur (SOP) sekolah. Wahyu menyayangkan permasalahan internal komite sekolah turut diembuskan saat kegiatan yang melibatkan wali murid.
"SK anggota komite itu yang mengeluarkan kepala sekolah, meski ada Permendikbud Nomor 75 Tahun 2016 dan Pergub Jawa Tengah Nomor 12 Tahun 2017 jadi keputusan tetap di sekolah," tegas Kepsek.
Tuntutan para siswa yang ingin kepala SMAN 2 diganti disebut Wahyu juga tidak mendasar. Ia juga menolak menarik peredaran buku yang sudah dijual di pasaran tersebut.
"Saya diamkan saja, namanya anak-anak. Saya percaya ada yang menggerakkan karena aksi tadi tertata," tuturnya lagi. (*)