Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willy Widianto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pasangan Calon Gubernur Jawa Barat nomor urut satu Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum (RINDU), unggul dalam beberapa survei yang digelar Indikator Politik Indonesia dan Charta Politika.
Berdasarkan survei yang digelar sejak Maret hingga Mei 2018, dalam hal elektabilitas, Ridwan Kamil unggul dari Dedi Mizwar dengan raihan 39,5 persen berbanding 36,9 persen.
Sementara survei Charta Politika pasangan Emil- UU memiliki tingkat elektabilitas 37,3 persen unggul dari Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi dengan torehan 34,5 persen.
Pengamat politik, sekaligus dosen di Departemen Ilmu Politik FISIP Universitas Padjadjaran Firman Manan, menilai hasil survei beberapa lembaga melihat angkanya memang masih belum cukup signifikan dalam artian, karena masih dalam range margin of error dan undecided voter yang cukup tinggi, sekitar 15 persen.
"Segala kemungkinan masih mungkin terjadi, namun melihat kecenderungannya, RINDU unggul," kata Firman dalam pernyataannya, Kamis (7/6/2018).
Firman juga mengingatkan bahwa, waktu pencoblosan tinggal 20 hari lagi. Biasanya menjelang hari-hari pencoblosan, maka menurut Firman, pemilih sudah semakin yakin akan pilihan mereka. sehingga kecenderungan berubahnya relatif kecil.
"Waktu kritis dalam 20 hari ke depan ini akan menentukan, karena hasil survei ini tipis perbedaannya,"kata Maman.
Firman juga menemukan data menarik. Dalam simulasi calon gubernur, Kang Emil unggul di angka 39,5, dan Deddy Mizwar di angka 36,5.
Sementara ketika simulasinya adalah pasangan calon, pasangan RINDU naik menjadi 40,9 sementara pasangan 4DM turun jadi 35, 6.
"Ini bisa berarti, faktor cawagub RINDU, Kang Uu mulai mendorong elektabilitas RINDU, sementara Kang Dedi Mulyadi menurunkan elektabilitas 4DM," terangnya.
Menurut Firman, ini terjadi karena dua hal. Pertama, faktor popularitas.
"Kang Uu yang menjadi lebih rajin turun ke daerah-daerah sehingga meningkatkan popularitas dia," jelasnya.
Selain itu faktor debat publik kedua, dimana dibanding debat pertama penampilan Kang Uu terlihat jauh lebih baik.
"Karena debat ini dilihat pemilih potensial, ini bisa mendorong elektabilitas pasangan RINDU," tuturnya.
Diakui Firman, selama ini ada semacam analisis, sebagai cawagub Kang Uu tidak menaikkan elektabilitas, sementara Dedi Mulyadi mendorong elektabilitas Demiz.
"Dengan adanya hasil survei ini, analisis tersebut terbantahkan dengan sendirinya, Uu mendongrak RINDU, sementara Dedi Mulyadi membuat 2 DM terpuruk" jelas Firman.
Jika ini bisa terus berlangsung, menurut Firman, bukan tidak mungkin marginnya bisa semakin menjauhkan RINDU dari pasangan 4DM.
Dijelaskan Firman, faktor-faktor tadi, jika dimanfaatkan dengan baik, berpotensi untuk emeningkatkan suara RINDU dan menjauhkan margin pasangan RINDU dari pasangan 4 DM.
Oleh karena itu, Firman menyarankan, dalam 20 hari terakhir menjelang pencoblosan, ada dua event yang dapat dimanfaatkan oleh pasangan RINDU untuk menjauhkan margin dari pasangan 4DM.
Pertama, debat publik ketiga pada tanggal 22 Juni, yang biasanya akan sangat menentukan.
"Karena ini debat publik terakhir, orang akan penasaran dan ini harus dimanfaatkan oleh pasangan RINDU dengan sebaik-baiknya." ungkapnya.
"Performa pasangan RINDU harus maksimal, tawaran visi dan program juga harus lebih jelas dan konkrit, terlihat perbedaanaya dibadning pasangan calon lain" tegasnya.
Selain itu, menurut Firman keunggulan RINDU jika dilihat dari hasil survei hanya terjadi di beberapa wilayah seperti Bandung Raya. Di dapil 1 dan 2 kemenangan RINDU yang angkanya diatas 50 persen.
Sementara di dapil lain, keunggulannya masih dibawah 50%. artinya masih waktu untuk memenangkan pertarungan termasuk di wilayah Priangan Timur yang menjadi garapannya Kang Uu.
Selain itu, ada data lain yang menarik, yaitu kawasan pantura yang selama ini menjadi wilayah dimana 4 DM menguasai kawasan ini.
Namun berdasarkan survei Indikator ini, pasangan RINDU unggul.
"Ini menunjukan adanya kenaikan dukungan pasangan RINDU di daerah yang selama ini dikuasai oleh pasangan lain." pungkasnya.(*)