TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR -– Sebanyak 13 korban tewas kapal tenggelam di perairan Makassar didominasi perempuan tua dan anak-anak yang tidak bisa berenang.
“Rata-rata korban yang meninggal merupakan perempuan usia di atas 45 tahun dan anak-anak," kata Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Polisi Dicky Sondani, Rabu (13/6/2018) malam.
"Jadi jika penumpang yang tidak bisa berenang, ya akhirnya ikut tenggelam hingga meninggal dunia. Apalagi situasi kacau,” tambahnya.
Baca: Percakapan Rika dengan Hendri Sebelum Gadis Cantik Itu Dibunuh dan Dimasukkan ke Kardus
Dicky mengungkapkan, 13 korban tewas dalam musibah tenggelamnya kapal di perairan Makassar akan dipulangkan ke kampung halamannya di Pulau Barrang Lompo untuk dikebumikan.
“Karena semua jenazah sudah teridentifikasi, maka malam ini juga langsung dipulangkan ke kampung halamannya dengan menggunakan kapal Polair Polda Sulsel,” tuturnya.
Dicky membeberkan, semua penumpang tidak mengenakan life jacket atau jaket pelampung. Karena kapal yang karam merupakan kapal nelayan yang dipaksakan mengangkut 40 orang lebih penumpang.
“Sebagian besar penumpang tidak menggunakan life jacket dan kapal dalam kondisi kelebihan kapasitas. Selain over kapasitas, angin kencang dan ombak tinggi menenggelamkan kapal tersebut,” bebernya. (Hendra Cipto)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "13 Korban Tewas Kapal Karam di Makassar Mayoritas Lansia dan Anak-anak",