"Saya dengar sudah ada yang tertangkap. Jadi jangan main-main, saya sudah sering ramalkan itu akan terjadi. Mereka tinggal nunggu momen," ucap Pastika.
PR lain untuk lima tahun ke depan bagi Gubernur Bali adalah masalah kemacetan lalu lintas di Bali.
Menurut Pastika, kemacetan terjadi, secara teknis lalu lintas karena banyaknya persimpangan sebidang.
"Kalau ada persimpangan empat, lima, enam, pasti akan macet panjang. Oleh karena itu perlu ada persimpangan-persimpangan tidak sebidang. Ini menjadi PR dan masih perlu diskusi panjang karena ada masalah budaya dan kepercayaan yang masih menjadi masalah non-teknis di Bali," paparnya.
Selain itu juga pengembangan daerah-daerah selain Bali Selatan, seperti Karangasem, Buleleng, Bangli, Klungkung, Tabanan, Jembrana, yang butuh perhatian dan harus dikembangkan secara merata.
Ketiga, mengenai pembangunan bandara di Bali Utara, yang sampai saat ini masih belum bisa dimulai.
"Bandara di Bali Utara ini penting untuk menyeimbangkan pembangunan Bali. Cita-citanya sudah lebih dari 10 tahun, namun masih banyak benturan karena kewenangannya tidak sepenuhnya ada di Pemprov Bali," ungkapnya.
Baca: Koster-Ace Kuasai Suara 5 Wilayah di Bali, Namun Gagal di Jembrana
Selain aspek pembangunan secara fisik, ia juga berharap kepada gubernur terpilih untuk memperhatikan aspek non-fisik.
Sebab, menurut Pastika, Bali terkenal karena taksunya.
"Taksu merupakan getaran spiritual yang ada di tanah Bali, maka dari itu harus tetap dipertahankan," tuturnya.
Sementara itu, Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) TPS 12, I Wayan Suarta mengatakan berdasarkan perhitungan di TPS 12 Kelurahan Penatih, tempat Pastika mencoblos, pasangan Koster-Ace mendapat 134 suara, sedangkan pasangan Mantra-Kerta mendapat 219 suara.
"Jumlah suara yang sah seluruhnya adalah 353. Sedangkan suara yang tidak sah adalah 6. Jumlah suara sah ditambah tidak sah adalah 359. Pasangan Mantra-Kerta unggul 85 suara dari pasangan Koster-Ace," kata dia.