News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Karyawan Semen Indonesia Tolak Kebijakan Pemborosan

Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Karyawan Semen Indonesia (SKSI) melakukan pers release mengenai situasi BUMN plat merah tersebut 29 Juni 2018 di Kantor Pusat Semen Indonesia Gresik. Jika aksi SKSI ini belum mendapatkan respon positif maka SKSI akan menaikkan eskalasi konflik hubungan industrial menjadi mogok kerja.

TRIBUNNEWS.COM, GRESIK – Akibat kebijakan manajemen yang rajin sekali menggunakan tenaga-tenaga pro-hire dibanding karyawan sendiri, karyawan Semen Indonesia mengadakan aksi pada 29 Juni 2018.

Bibit-bibit konflik hubungan industrial perusahaan plat merah itu berawal sejak awal tahun 2017 dan belum juga menampakkan kesepakatan sampai dengan pertengahan Juni ini.

Dalam rilisnya disebutkan sudah puluhan surat dikirimkan ke Manajemen dan tidak mendapatkan respon maka Serikat Karyawan Semen Indonesia (SKSI) menggelar press release.

Dalam rilisnya itu, SKSI menyatakan:
1. Menolak tindakan pemborosan Direktur Utama yang menghamburkan ratusan miliar rupiah untuk pembelian kantor baru di Jakarta. Tindakan ini akan menurunkan Return On Asset (ROA) yang merugikan Perusahaan dan Pemegang Saham.

2. Prihatin dan menyesalkan telah terjadi banyak pelanggaran Perjanjian Kerja Bersama (PKB).

3. Menolak maraknya tenaga Prohire dan Konsultan yang ternyata tidak dapat meningkatkan kinerja Perusahaan.

4. Menolak PTSI sebagai lahan percobaan saling silang penempatan Direksi dan lahan belajar Direksi dari luar Perusahaan. Langkah ini banyak menimbulkan kontraproduktif, keresahan dan menurunkan kinerja Perusahaan. PTSI bukan tempat belajar untuk Direksi caretaker dengan rekam jejak minim sebagai Direksi.

5. Meminta Menteri BUMN agar tidak menempatkan pejabat bermasalah di PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.

Eko Wirantono, Ketua Umum SKSI menyatakan “Komunikasi ini adalah upaya kami agar manajemen lebih memberikan perhatian kepada peningkatan kinerja perusahaan menjadi lebih baik.”

Sekretaris Umum SKSI Effnu Subiyanto menambahkan “Posisi keuangan PTSI semakin bleeding disebabkan karena banyak kebijakan yang justru pemborosan di sana-sini.”

Pemborosan menurut Effnu karena Direksi yang baru lebih senang menggunakan tenaga-tenaga prohire yang mahal, banyak sekali konsultan dan bahkan membeli kantor baru di Jakarta.

“PTSI sebetulnya memiliki kantor yang cukup representatif di kawasan Mega Kuningan Jakarta dan saat ini PTSI memiliki 40 tenaga eselon 1. Namun manajemen justru mengontrak 28 tenaga prohire dan terus bertambah saat ini.”

Beberapa waktu lalu karyawan Semen Padang dan Semen Tonasa yang merupakan grup holding PTSI juga sudah melakukan aksi demonstrasi dan duduk-duduk karena memprotes kebijakan Direktur Utama Hendi Prio Santoso.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini