News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

KM Sinar Bangun Karam di Danau Toba

Kegaduhan yang Terjadi Saat Ratna Sarumpaet Memotong Pembicaraan Menteri Luhut

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ratna Sarumpaet (kiri) dan Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan (kanan)

TRIBUNNEWS.COM -- Menteri Koodinator (Menko) Maritim Luhut Binsar Pandjaitan menggelar rapat dengan Dinas Perhubungan, Basarnas, TN, dan Kepolisian di Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun, Senin (2/7/2018).

Pantauan www.tribun-medan.com, rapat membahas perkembangan evakuasi KM Sinar Bangun hingga perbaikan sistem transportasi di Danau Toba.

Usai mendengar penjelasan dari Tim Gabungan, Luhut pun maju ke hadapan forum untuk memberikan komentarnya.

Luhut baru awali pembicaraan.

"Jadi, selamat pagi..." ujarnya di ruangan seadanya Posko Basarmas di kawasan Pelabuhan Tigaras, posko pencarian korban KM Sinar Bangun.

Baca: Kasus Suap DPRD Sumut, 37 Orang Bakal Jadi Tersangka?

Hari ini genap dua pekan KM Sinar Bangun karam, sejak Senin (18/6/2018).

Tak disangka, saat hendak berbicara, aktivis dari Jakarta Ratna Sarumpaet dari bagian belakang langsung menyerocos bicara.

Akhirnya Luhut malah terlibat cekcok dengan Ratna Sarumpaet.

Ratna langsung memotong ucapan Luhut yang membuat Menko Maritim ini mengeraskan nada suaranya.

"Saya sedang berbicara. Nanti Anda (Ratna Sarumpaet) berbicara," ucap Luhut.

Keluarga korban KM Sinar Bangun saat mengikuti pertemuan dengan Basarnas dan Pemkab Simalungun di di Balai Harungguan Djabanten Damanik, Pemtangraya, Kanupaten Simalungun, Minggu (1/7/2018). (Tribun Medan / Tommy Simatupang)

"Bapak kok marah-marah, gitu!" timpal Ratna.

"Saya tidak marah. Suara saya memang besar," jawab Luhut.

Cekcok keduanya berlanjut hingga Kapolres Simalungun AKBP Marudut Liberty Panjaitan menghampiri Ratna.

Walau sudah dihampiri Kapolres, Ratna tak kunjung berhenti berbicara hingga suasana semakin memanas.

"Saya berbicara mewakili keluarga," tutur Ratna.

Luhut pun tak mengizinkan Ratna berbicara dalam forum tersebut.

"Saya mau berbicara langsung dengan mereka (Keluarga penumpang KM Sinar Bangun). Tak perlu diwakili," ucap Luhut.

"Oh Menko begitu ya?" sahut Ratna lagi.

"Aku mendampingi keluarga korban. Anda tidak boleh malarang," kata Ratna, sampai berita ini ditulis belum diketahui keluarga korban siapa yang ia dampingi.

Luhut menjawab, "Saya memang akan bicara langsung dengan mereka. Tidak ada perlu dengan Anda. Kami sedang rapat ini. Saya tidak ada urusan dengan Ratna Sarumpaet."

Seorang warga menceltuk, "Kami warga, beri waktu bicara pak Menteri."

Luhut menjawab, "Saya memang datang untuk membahas ini (pencarian 164 korban KM Sinar Bangun, Red. Nanti bicara dengan kalian."

Tonton cekcok Luhut dan Ratna pada video ini;

Di sela cekcok, seorang perempuan langsung berdiri.

"Ibu.. Saya lebih paham lagi Danau Toba. Jangan disalahkan pemerintah, masyarakat juga ada salahnya," ucap perempuan tersebut ke Ratna.

"Kamu jangan mau dibayar!" teriak Ratna lagi.

"Saya tidak dibayar," jawab perempuan itu lagi.

Melihat Ratna tak bisa dikontrol, Luhut kembali melontarkan kata bernada tinggi.

"Kau boleh macam-macam sama yang lain, sama saya jangan," ucap Luhut.
Situasi di Posko semakin tak terkontrol. Seorang perempuan yang merupakan keluarga dari penumpang KM Sinar Bangun meminta semua pihak untuk tak ribut.

"Jangan ribut-ribut. Tenang semuanya, saya sudah capek," ucap perempuan tersebut sembari menangis.

Mantan Wakil Gubernur Sumut Nurhajizah Marpaung pun langsung memeluk perempuan tersebut.

Siapakah keluarga korban yang minta pendampingan pada Ratna Sarumpaet? Dan siapa pula keluarga dekat maupun keluarga kandung yang dimaksud Ratna Sarumpaet?

Hingga sata ini, Tribun-Medan.com masih mengkonfirmasi kepada Ratna Sarumpaet, keluarga yang dimaksud.

JR Minta Keluarga Ikhlas

Ratusan keluarga korban KM Sinar Bangun mengikuti pertemuan dengan Basarnas, Pemkab Simalungun, KNKT, Jasaraharja, Polres Simalungun, dan TNI di Balai Harungguan Djabanten Damanik, Pemtangraya, Kanupaten Simalungun, Minggu (1/7/2018).

Sebelum acara pertemuan, para keluarga korban dijamu dengan makan siang. Seluruh keluarga korban duduk di meja bundar. Pertemuan juga dihadiri pastor, ustaz, suster, dan pendeta.

Bupati Simalungun, JR Saragih yang juga menjadi moderator dalam pertemuan ini mengajak seluruh keluarga korban hilang atau 164 jiwa untuk mengkhilaskan kepergian korban.

Ia mengatakan jika penarikan tetap dilakukan maka tubuh korban akan hancur. Apalagi, kondisi mayat korban telah membusuk.

"Kalau dibuat pukat itu menarik, jenazah itu hancur. Apalagi jenazah sudah mau menjadi pembusukan. Saya mengajak seluruh bapak ibu keikhlasan dari hati kita. Kalau dipaksakan saya prihatin.

Untuk itu, saya sebagai pemerintah mengajak seluruh keluarga memahami betul kondisi ini. Kita sudah dua kali memperpanjang, tapi sampai saat ini belum dapat diupayakan,"ujarnya seraya mengucapkan turut berduka dalam tragedi KM Sinar Bangun.

JR Saragih menyatakan sebagai perwakilan kepala daerah yang berada di kawasan Danau Toba ikut merasakan kesedihan. Katanya, Pemkab Simalungun telahb mendirikan bendera setengah tiang untuk mengenang tragedi ini.

"Bahwa duka yang terjadi bukan hanya duka keluarga tetapi duka pemerintah. Kita sudah buat bendera setengah tiang untuk keluarga kita yg bersama dengan Tuhan," katanya.

JR Saragih juga menyampaikan akan menjamin bantuan dana bagi keluarga korban jiwa dan hilang.

"Kita jangan larut dalam kesedihan dan kesusahan. Sesungguhnya mereka sudah bersama Tuhan sesuai imannya masing-masing," pungkasnya. (*)

Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Situasi Memanas Saat Ratna Sarumpaet Cari Gara-gara di Posko Korban KM Sinar Bangun di Danau Toba

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini