Laporan Wartawan Tribun Manado Maickel Karundeng
TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Ratusan masyarakat Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), Sulawesi Utara, yang juga kader partai politik berlomba-lomba untuk duduk sebagai anggota dewan.
Kuota anggota dewan Bolmong hanya tersedia 30 kursi, dan yang mendaftar di Kantor Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) mencapai 259 bakal calon.
Segala cara dan daya pasti akan digunakan untuk menggapai sesuatu atau duduk sebagai perwakilan rakyat di kantor dewan Bolaang Mongondow.
Sebut saja inisial RD, satu di antara bakal caleg Bolmong yang akan bertarung pada Pileg 2019 nanti.
"Kalau Dapil 1 Lolak-Sangtombolang tersedia lima kursi yang akan kami perebutkan dari semua Parpol," ucapnya kepada TribunManado.co.id, Selasa (31/07/2018).
Ia mengatakan, kalau biaya politik dalam pencalonan sesuai perhitungan kurang lebih Rp 300 sampai Rp 500 juta.
"Masyarakat saat ini rata-rata ingin memilih kalau ada uang dari caleg," ujarnya.
Baca: Maju Caleg dari PDIP, Ini Janji Tina Toon Kalau Terpilih
Kalau periode sebelumnya, ia pernah maju sebagai calon anggota dewan Bolmong, namun belum terpilih.
"Ada dua hal penting ketika ingin menang saat Pileg, yakni kedekatan emosional dengan masyarakat dan uang," jelasnya.
Tanpa dua hal tersebut, caleg bakal sulit terpilih sebagai wakil rakyat khususnya di Bolmong.
Terpisah, calon legislatif dari Partai Golkar inisial SUL mengaku biaya politik di Dapil 1 kurang lebih mencapai Rp 500 juta.
"Kalau jual rumah atau kebun tidak ada. Anggaran Rp 500 juta sudah termasuk anggaran sosialisasi dari awal sampai Pileg," ungkapnya.
Ia menambahkan, strateginya adalah memenangkan hati rakyat untuk mewakili mereka dan memperjuangkan kepentingan masyarakat.
"Saya akan berdayakan komunitas, keluarga, teman dan kerabat agar mendapatkan kepercayaan menjadi anggota dewan Bolmong," jelasnya.