Laporan Wartawan Banjarmasin Pos Mukhtar Wahid
TRIBUNNNEWS.COM, PELAIHARI - Kebakaran lahan di Desa Panjaratan, Kecamatan Pelaihari, Kabupaten Tanahlaut mengkhawatirkan aktivitas lingkungan setempat.
Khomaini, anggota Gerakan Hijau Peduli Bakantan Tanahlaut melihat luasan lahan yang terbakar sekitar lima hektar sebagian besar berada di habibat satwa Bakantan.
"Terutama di bantaran Sungai Panjaratan," katanya saat menghubungi reporter Banjarmasinpost.co.id, Rabu (15/8/2018).
Khomaini menduga kebakaran itu seperti disengaja. Itu karena bekas kebakaran hanya berada di lahan habibat yang biasanya satwa khas itu bergelantungan dan mencari makan.
Khomaini mengaku melihat satu koloni Bakantan yang lemas seperti terserang infeksi saluran pernapasan akut akibat pesatnya asap yang timbul dari kebakaran lahan.
"Ini kebakaran paling parah karena mendekati lokasi Bakantan berkumpul," ujarnya.
Meski punya anggota dan bergabung dengan karang taruna putra dan putri Panjaratan, Khomaini mengaku belum memiliki sarana pemadaman.
"Kami siap menjaga kawasan habibat Bakantan asalkan dipinjami dan diajari cara menggunakan sarana mesin pmpa air dan selang air oleh pemerintah agar mampu mencegah dan menanggulangi kebakaran," katanya.
Sekitar sembilan jam, Khomaini dan anggotanya bersama tim gabungan regu pemadam berjibaku mematikan kobaran api.
Sebelumnya, Kepala Brigade Manggala Agni Daops Tanahlaut, Dody Ronald Hutapea mengaku terkendala saat memadamkan kebakaran lahan di Desa Panjaratan.
Dody terpaksa menggunakan perahu nelayan dan bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tanahlaut memadamkan kebakaran menggunakan perahu.
Sementara, untuk melalui jalur darat khawatir tersesat karena memasuki wilayah areal perkebunan kelapa sawit PT Kintap Jaya Watindo (KJW).
Areal perkebunan kelapa sawit PT KJW juga terbakar sebagian dan mampu dipadamkan tim gabungan regu pemadam kebakaran lahan dan hutan di Kabupaten Tanahlaut.