Tanpa basa-basi pelaku menikam perut korban hingga berulang-ulang kali.
Tajamnya mata pisau kontan membuat korban Gunami tersungkur. Ia tak sempat melakulan perlawanan.
"Saya sempat menarik baju pelaku. Tapi saya didorong. Kemudian pelaku kembali menusuk perut kakak saya, sampai gagangnya itu patah. Mata pisaunya menancap di perut sebelah kiri kakak saya. Banyak warga yang menyaksikan, namun mereka tidak berani menolong. Setelah pisau itu patah, pelaku langsung melarikan diri, katanya dia mendatangi rumah kelian banjar untuk menyerahkan diri," tutur Rediani.
Melihat sang kakak bersimbah darah, Rediani pun berteriak minta tolong.
Hingga seorang warga datang dan langsung menawarkan diri untuk mengantarkan korban Gunami ke rumah sakit.
"Kami ke rumah sakit naik mobil Avanza milik warga. Kakak saya meninggal saat masih di tempat kejadian perkara," ungkap Rediani lirih.
Sementata dari pantauan di lapangan pada Minggu (19/8) siang, Tim Labforensik Mabes Polri Cabang Denpasar, yang dipimpin oleh AKBP Ngurah Wijayaputra mendatangi Pasar Desa Tambalang untuk mengambil sampel darah korban Gunami yang berceceran di sekitar tempat kejadian perkara.
Darah itu diambil untuk kemudian dicocokkan dengan bercak darah yang terdapat pada pisau, yang digunakan oleh pelaku untuk membunuh korban Gunami. (Ratu Ayu Astri Desiani)
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Made Rediani Ceritakan Detik-detik Saat Kakaknya Ditikam oleh Anak Tirinya, Beberkan Fakta Begini,