News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konsumsi Ikan Mati yang Diperoleh di Sungai Menggala, Warga Alami Gatal, Mual dan Sakit Perut

Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang warga menunjukkan sisa ikan yang mati di sungai

Laporan Reporter Tribun Lampung Endra Zulkarnaen

TRIBUNNEWS, LAMPUNG - Ratusan ekor ikan di sejumlah sungai kecil di wilayah Menggala, Tulangbawang mati mendadak.

Di antaranya, Sungai Kali Miring Kampung Bujung Tenuk dan Kampung Tua, Kelurahan Menggala Selatan, Kecamatan Menggala.

Kematian ikan air tawar itu diduga akibat limbah perusahaan tapioka PT Budi Starch dan Sweetener Tbk, Divisi Tapioka Way Abung, Gunung Batin, Lampung Tengah, yang dibuang ke sungai.

Seman (43), warga Tiuh Tohou, mengatakan, ratusan ikan ditemukan mati mendadak sejak empat hari lalu saat hujan deras mengguyur wilayah Menggala dan sekitarnya.

"Empat hari lalu kampung kami diguyur hujan lebat. Nah, setelah hujan reda, warga melihat ikan pada mabuk. Seketika warga yang mengetahui hal itu berduyun-duyun untuk mengambil ikan di sungai," kata Seman, Jumat (14/9).

Baca: Ribuan Ikan Mati Akibat Paparan Gelombang Panas Ekstrem di California

Usai mengonsumsi ikan tersebut, keesokan harinya warga mengalami gatal-gatal di sekujur tubuh disertai rasa mual dan sakit perut.

"Belum pernah seperti ini sebelumnya. Kurang lebih hampir seluruh warga yang mengambil ikan di sungai saat itu mengalami gatal-gatal dan keluar bercak merah di tubuh mereka," papar Seman.

Ia menduga aliran air sungai telah tercemar limbah.

Antori, kepala Kampung Tiuh Tohou, membenarkannya.

"Saya juga sudah mendapat informasi dari warga bahwa ada ratusan ikan mati di sungai. Kalau untuk penyebabnya, saya juga kurang mengetahui. Tapi, kalau keterangan dari warga akibat limbah dari perusahaan Bumi Waras yang berada tepat di hulu," kata Antori.

Selain merusak ekosistem biota air tawar, pencemaran air sungai itu mengancam mata pencarian masyarakat sebagai nelayan.

Bowo, staf personalia PT Budi Starch dan Sweetener, mengaku telah mendengar informasi banyaknya ikan yang mati di hilir sungai.

Baca: Bandar Narkoba Ini Dulunya adalah Mantan Begal Lampung Utara

Bowo mengaku, pihaknya sudah memerintahkan timnya untuk mengecek lokasi radius 500 meter dari titik penampungan limbah.

"Mungkin itu (pencemaran) di luar pengelolaan limbah. Tapi kami akan berkoordinasi dengan kantor pusat untuk menyikapi keluhan masyarakat terkait pencemaran ini," kata Bowo.

"Nanti kami akan bentuk tim guna memastikan apa penyebab matinya ikan di hulu sungai," tandasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini