Laporan Wartawan Tribun Jateng, Mamdukh Adi Priyanto
TRIBUNNEWS.COM,BREBES - Harga bawang merah Brebes di tingkat petani berada di titik nadir dalam beberapa pekan terakhir ini.
Dengan harga kisaran Rp 8.000- Rp 9.000 perkilogram, artinya petani merugi. Biaya produksi bawang merah dari menanam hingga memanen nyatanya lebih dari itu.
"Jika harga Rp 15.000 perkilogram, kami masih untung. Rp 13.000 pas- pasan dengan biaya produksi. Lha sekarang Rp 8.000 hingga Rp 9.000. Dapat apa?" kata seorang petani bawang merah di Kecamatan Tanjung, Sunarto (44), Jumat (21/9/2018).
Beberapa waktu laku, bawang merah hasil panennya ada yang menawar Rp 9.000 perkilogram. Namun, ia tidak melepaskannya.
Ia memilih menyimpan hasil panen itu sendiri untuk selanjutnya dijadikan bibit untuk masa tanam berikutnya.
Dia berharap pemerintah bisa segera mengatasi permasalahan harga tersebut. Jika harga bawang merah terus anjlok, kata dia, petani akan terus mengalami kerugian.
Pasalnya, sejumlah obat yang digunakan juga sudah mengalami kenaikan.
"Banyak yang rugi jika harga terus anjlok," imbuhnya.
Sementara, untuk di tingkat pedagang, harga komoditi unggulan Brebes itu mencapai kisaran Rp 10.000 perkilogram.
Seperti di Pasar Bawang Merah Sengon, Kecamatan Tanjung, Brebes. Kepala pasar mengatakan pasokan dari petani relatif melimpah.
Hal ini ditengarai menjadi alasan utama harga bawang masih di titik terendah.
Kepala Pasar Bawang Merah Sengon, Slamet menuturkan harga bawang merah Rp 10.000 perkilogram itu sudah berjalan selama sepekan terakhir.
"Ini agak lumayan. Sebelumnya, mencapai Rp 8- 9 ribu perkilogram harga di tingkat petani," ucapnya.
Menurutnya, melimpahnya pasokan bawang merah tidak seimbang dengan permintaan pasar.
Slamet menyebutkan stok bawang merah di Pasar Cibitung, misalnya, sangat banyak.
"Hal itu terjadi karena beberapa daerah di Jawa Tengah, Jawa Barat dan Sumatera serta Lampung masuk masa panen. Sehingga, pasokannya melimpah," ujarnya.(*)