News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemkab Sarolangun Hentikan Sementara Pemberian Vaksin MR untuk Siswa SD dan SMP

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemberian imunisasi dengan vaksin MR sebagai pencegahan terbaik untuk penyakit Campak dan Rubella. Satu vaksin mencegah dua penyakit sekaligus.

Laporan Wartawan Tribun Jambi, Wahyu Herliyanto

TRIBUNNEWS.COM, SAROLANGUN - Afifah Nur Sholeha (7), siswi SDN 163 Desa Bukit Suban Kecamatan Air Hitam hingga kini masih dirawat di RS Raden Mattaher Kota Jambi.

Kasus penyakit yang menimpa Afifah diduga karena pengaruh Vaksin MR Rubella.

Pemerintah Kabupaten Sarolangun menghentikan untuk sementara waktu pemberian vaksin rubella kepada anak-anak sekolah di daerah tersebut.

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sarolangun, Adnan membenarkan dihentikannya untuk sementara vaksin MR.

"Kalau untuk SD dan SMP sudah diberhentikan sementara. Bagi yang mau tetap kami laksanakan. Tapi, bagi yang tidak mau kami tidak memaksa. Dengan sarat bikin surat pernyataan dari pihak siswa dan sekolah," katanya kepada Tribunjambi.com, Jumat (21/9/2018).

Program vaksin MR tersebut kata Adnan, tetap berjalan karena itu adalah program pemerintah pusat.

Baca: Eko Purnomo: Seharusnya Bu Rohanda yang Memberikan Akses Jalan, Bukan dari Keluarga Almarhum Imas

"Tetap kami laksanakan yang terutama bayi berumur 0 sampai 9 bulan," jelasnya.

Terkait siswa SD di Bukit Suban (Afifah), diakui Adnan, pihaknya belum berkoordinasi dengan bupati.

Namun kata dia, sampai saat ini siswa tersebut sedang dilakukan pemeriksaan dan uji laboratorium untuk memastikan penyakit yang dideritanya.

"Hasil diaknosa sementara infeksi kulit. Dalam hal ini sudah mulai membaik. Namun uji lab belum keluar," tuturnya.

Dikatakan Adnan, hasil uji laboratorium akan dikeluarkan setelah ditelusuri oleh KOMNAS KIPI (Komisi nasional kejadian ikutan pasca imunisasi).

"Nanti ada surat resmi," jelasnya.

Pihaknya beberapa waktu lalu sudah memantau kondisi anak tersebut, dalam pengecekan kondisi anak tersebut sudah mulai membaik.

"Kemarin saya sudah menjenguk anak itu. Dari dokter memang infeksi kulit, tapi sekarang kondisinya sudah membaik," katanya.

Sementara, Usman, Kepala Puskesmas Bukit Suban yang kebetulan mendampingi Kadis Dinkes Jumat (21/9) mengatakan, vaksin tersebut diberikan satu vial untuk delapan anak.

Baca: Seorang Pria Tewas di Apartemen, Polisi Temukan Alat Kontrasepsi di Kamarnya

Satu sekolah kemarin ada 260 an tapi yang sakit seperti itu hanya satu.

"Waktu itu kami berikan 7 Agustus, baru diberi tahu kami soal anak itu (Afifah) 15 September," terang Usman.

Menurut Usman, dari pengakuan orangtua siswa itu, anaknya (Afifah) memang tiga hari sesudah vaksin itu demam biasa.

Saat dilakukan imunasi tersebut, pihaknya melakukan pemeriksaan kesehatan siswa terlebih dahulu.

"Kami periksa satu per satu, kalau anak kondisi kurang bagus tidak boleh diberikan imunisasi. Kebetulan anak itu (Afifah) sehat, dan orang tuanya mengaku sehat waktu diimunisasi, yang kita vaksin waktu itu banyak, tapi yang sakit hanya satu," ungkapnya.

Sesuai juknis yang ada di Kementerian Kesehatan kata Usman, Rubella tidak ada menimbulkan gejala, namun yang menimbulkan gejala adalah campak, gejalanya berupa bintik-bintik.

"Rubella tidak ada gejala, Rubella itu ibu hamil, melahirkan dan cacat, makanya kita mengantisipasi ini makanya digabung campak dan rubella," paparnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunjambi.com dengan judul Vaksin MR untuk Siswa SD dan SMP di Sarolangun Dihentikan Sementara

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini