Ia mengamini memang masih banyak pasangan suami istri yang takut menjalani program ini karena cemas nanti embrionya tertukar.
Ia yakin hal itu tidak akan terjadi, terlebih dalam sehari proses petik telur jumlahnya tidaklah banyak.
Habis Rp 70 Juta Tapi Gagal
Seperti halnya yang dialami seorang pekerja kesehatan di Rumah Sakit Sanglah yang tidak berkenan disebutkan namanya.
Di usianya 40 tahun, perempuan ini belum juga berhasil memperoleh keturunan. Program bayi tabung telah dicobanya tahun lalu. Hanya saja semuanya sia-sia.
"Saat itu gagal. Uang habis sekitar Rp 70-an juta. Mau nyoba lagi, tapi stok embrio sudah tidak ada. Saat dibilang dokter bahwa hasilnya gagal, saya tidak tanya apa-apa lagi, langsung pulang," kata perempuan yang sudah 20 tahun bekerja di dunia kesehatan ini.
Saat menceritakan perjuangannya kepada Tribun Bali, tampak ia masih trauma dengan perjuangannya yang telah dilakukannya selama ini.
Hanya saja dia mencoba untuk menghadapi semuanya dengan relaks dan tidak begitu mendengarkan cibiran orang.
Artikel ini telah tayang di Tribun-bali.com dengan judul Kisah Perjuangan Pasutri asal Bali Jalani Program Bayi Tabung, Begini Penantian Menegangkan Gung Ari