Laporan Wartawan Tribun Jateng, Suci Rahayu
TRIBUNNEWS.COM - Beberapa orang mungkin belum merasa memiliki pencapaian berarti saat usianya lebih tua dari pria ini.
Pendiri Facebook, Mark Zuckerberg, mengirim e-mail kepada Michael Sayman untuk menawarinya kerja.
Saat itu Sayman masih berusia 17 tahun saja ketika ditawari magang oleh Mark Zuckerberg sendiri.
Salah satu pria terkaya di dunia itu meminta agar Sayman dapat bertemu dengannya di kantor pusat Facebook.
Sayman tentu tak menyangka bahwa akhirnya ia akan menjadi bagian dari Facebook.
Michael Sayman saat itu bekerja di bagian coding, menggunakan pengalamannya belajar coding semasa sekolah.
Dilansir dari Unilad, saat usia 21 tahun, Sayman merasa Facebook menjadi agak kuno.
Ia pun memberanikan diri untuk keluar dan akhirnya direkrut oleh Google.
Kendati demikian, Sayman menyebut pengalamannya bekerja di Facebook adalah saat-saat yang luar biasa.
Kepada Insider, ia pun mengaku tak menyangka dirinya akan direkrut Facebook di usia semuda itu.
"Itu gila, semasa hidup tidak ada kejadian apapun yang membuatku membayangkan hal tersebut. Semua terasa seperti mimpi dan sewaktu-waktu aku bisa kembali kehidupan normal."
"Kenyataan bahwa aku bekerja untuk Mark Zuckerberg itu tak disangka, aku dapat bekerja untuk perusahaan sekelas Facebook dan Google."
Banyak yang mengatakan bahwa Sayman adalah anak yang terlahir jenius dan diberkati dengan otak yang cerdas.
Namun Michael Sayman malah tak mau disebut sebagai anak yang terlahir jenius dan merasa cap itu tidak membuatnya bangga.
Karena menurutnya, cap itu justru seolah melupakan usaha kerasnya dan memang sudah dilahirkan seperti itu, padahal tidak.
Sayman menyebut, dirinya dapat berada di titik tersebut adalah karena ia benar-benar mengerjakan apa yang perlu daripada hanya memikirkan hal tersebut.
Dan ia juga memegang pendirian bahwa jika ingin hasil yang baik, maka lakukanlah sendiri.
"Aku terganggu dengan cap tersebut karena menuding aku sudah terlahir dengan hal tersebut, yang orang-orang tidak. Padahal kita semua punya kesempatan yang sama dan aku mengambil kesempatan itu untuk belajar."
Bagi dirinya, banyak orang yang lebih pintar daripada dirinya.
Kunci sukses Sayman adalah, "jika ingin sesuatu hasilnya baik, maka lakukanlah sendiri."
Ia merasa dirinya tidak akan berada pada titik sukses ini jika ia terus menggantungkan diri ke orang lain.
"Tak peduli bagaimanapun, siapapun dia, sebaik apapun dia, dekat dengan aku atau tidak, dalam situasi apapun aku tidak akan menggantungkan kesuksesanku pada orang lain."
Michael Sayman juga 'dipaksa' untuk bekerja lebih keras lagi karena pada 2008, usaha keluarganya gulung tikar.
Saat itu keluarganya tak bisa membayar kebutuhan dasar bahkan untuk makan.
Ia pun harus bangun dari zona nyaman dan bekerja dengan keahlian coding yang ia miliki.
Dirinya kemudian membuat sebuah aplikasi dan mendapatkan uang sekitar Rp 2 juta perhari.
Menurutnya, krisis yang dialami keluarganya itulah yang membuatnya dapat memaksa dirinya sendiri untuk berusaha dengan keras.
Hal tersebut juga mengajarkannya untuk menjadi sederhana dan mensyukuri hal-hal kecil.
Bagi Sayman, ia merasa cukup senang saat ia tahu sudah bisa membayar kebutuhan sehari-hari tanpa kesulitan berarti.
Kendati pintar dan kaya di usia muda, Sayman mengakui bahwa dirinya memiliki kekurangan.
Ia bukanlah orang yang berani mengambil resiko.
Sayman mengakui dirinya sempat ingin membuat usahanya sendiri pada usia 18 tahun namun urung karena terlalu takut rugi. (Suci Rahayu/Tribunjateng.com)