TRIBUNNEWS.COM, KONAWE - Kabupaten Konawe pukul 11.00 WITA, di Unit Pengolahan Sagu Terpadu Desa Labela terlihat aktivitas para pekerja atau petani sagu.
Beberapa pekerja terlihat tengah memarut kayu sagu yang ditebang, beberapa yang lain berada di hutan tengah memotong beberapa batang pohon sagu.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Konawe, Muhammad Akbar mengatakan, pengolahan sagu ini merupakan hasil kerja sama pemerintah dengan Food And Agriculture (FAO) Indonesia pada 2015.
"Jadi salah satu imbas kami dalam rangka mengembangkan sagu ini, di luar sana orang sudah tahu," ujarnya di Konawe, Sulawesi Tenggara, Senin (1/10/2018).
Baca: Bantuan Palu Terhambat, Korban Mulai Putus Asa
Sementara itu, Akbar menambahkan, pengolahan sagu di sebagian masyarakat masih menggunakan cara tradisional.
"Sehingga dengan pendekatan ini kami memang mencoba untuk menganggarkan setiap tahunnya meratakan pengolahan sagu secara mekanisasi lebih modern," tambahnya.
Pihak swasta, dikatakan Akbar, juga berperan sebagai fasilitator dalam rangka membantu pengembangan pengolahan sagu di Kabupaten Konawe.
"Jadi mereka sudah sistem join produksi, teman-teman misalnya dari Surabaya sudah mengirim alat-alat mereka ke sini," ujarnya.
Akbar menambahkan ke depannya pengolahan sagu tradisional di Kabupaten Konawe direncanakan akan menggunakan cara yang modern.
"Untuk pohon sagu sendiri, juga harus ada keseimbangan antara pertumbuhan dengan penebangan," kata Akbar.
Baca: Cegah Korupsi di Daerah, Mendagri Ajak Kepala Daerah Kaltim dan Sumsel Terpilih ke KPK
Maka itu, dikatakan Akbar, dilakukan penjarangan di beberapa pohon sagu, yakni menebang anak-anak dari induk pohon sagu hingga mencapai jumlah idealnya.
"Jadi ketika induk ditebang, anak-anaknya tumbuh sebagai induk untuk kemudian bisa dipanen lagi" pungkasnya.(*)