TRIBUNNEWS.COM, SAMPIT - Polres Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Rabu (3/10/2018) memeriksa sejumlah orang menyusul ditemukannya mayat lelaki bernama Zaidi (30) yang mengapung di Sungai Mentaya Sampit.
Di tubuh sopir Travel Murakata Jurusan Sampit-Banjarmasin itu terdapat luka memar di wajah. Salah satunya Arin, bos Travel Murakata Sampit.
Informasi yang terhimpun dari Arin, pada Selasa (2/10/2018) malam, sebelum korban ditemukan, dia mendapat telepon dari seseorang tidak dikenal.
Suara di telepon itu suara laki-laki yang menegaskan, Zaidi telah tewas namun orang itu mengaku bingung hendak mengirim kemana jenazah.
Oleh karena itu dia mengaku menelepon Arin.
"Saya kaget tadi malam ada lelaki yang menelepon. Saya tidak tahu siapa orang itu. Dia mengatakan Zaidi sudah tewas dan mayatnya mau dikirim kemana. Memang sudah dua hari korban hilang dan kami cari belum ketemu," kata Arin.
Baca: Identitas Mayat dalam Karung Masih Misterius
Kabar yang beredar di kalangan rekannya, korban yang telah bengkak dan menimbulkan bau itu diduga tewas akibat dianiaya karena masalah asmara.
Kasus yang menimpa warga Desa Rantau Keminting Kecamatan Labuan Amas Utara Kabupaten Hulu Sungai Tengah ini menjadi perbincangan rekan dan warga.
"Kami lihat mukanya memar dan membiru seperti bekas penganiayaan. Tadi jenazah dibawa polisi ke RS Murjani untuk divisum. Tapi kami menduga dia dianiaya hingga meninggal dunia," ujar Fahri, rekan korban.
Polisi belum memberikan keterangan resmi terkait penemuan jenazah di Sungai Mentaya tersebut.
Namun warga dan rekan korban menduga Zaidi tewas dianiaya kemudian mayatnya dibuang ke Sungai Mentaya.
Warga yang bermukim di bantaran sungai sempat mengira mayat Zaini adalah batang pohon yang hanyut.
Warga yang penasaran dengan mengunakan kelotok menuju ke tengah sungai dan setelah mendekat ternyata benda tersebut adalah mayat lelaki.
Warga kemudian menarik mayat ke lanting di belakang Hotel Ariandi Jalan Iskandar Sampit. (tur)