TRIBUNNEWS.COM, BALI - Pelaksanaan pertemuan tahunan IMF-World Bank semakin dekat. Persiapan pun terus dimatangkan menjelang hari H, termasuk pengamanan di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Tuban, Badung, Bali.
Manajemen Bandara Ngurah Rai menyiapkan sekitar 2.000 petugas keamanan gabungan untuk memastikan kenyamanan dan kelancaran arus penumpang dan delegasi dari negara-negara peserta rapat akbar tersebut.
Personel keamanan gabungan yang mulai bertugas pada tanggal 1 Oktober tersebut terdiri dari elemen kepolisian dan Paskhas TNI Angkatan Udara.
Dari Paskhas TNI AU turut menerjunkan satuan pelaksana operasi khusus Satuan Bravo 90 untuk ikut membantu keamanan dan kelancaran penyelenggaraan acara akbar kenegaraan ini.
General Manager Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Yanus Suprayogi, mengatakan personel gabungan akan bertugas dari sebelum kedatangan para delegasi, hingga satu minggu setelah acara resmi ditutup.
"Personel tersebut akan kami siagakan di posko keamanan terpadu yang beroperasi mulai 1 hingga 21 Oktober 2018," papar Yanus Suprayogi di Kuta, Jumat (5/10/2018).
Baca: Keluarga Korban Kapal Tenggelam di Danau Toba: Ratna Terlalu Tega Lukai Kami
Pasukan tersebut juga dibantu petugas rutin dari TNI Angkatan Udara Ngurah Rai, polisi dari Kesatuan Pelaksana Pengawasan Pelabuhan Udara (KP3U), dan Pecalang dari desa adat penyangga Bandar Udara.
Dari internal Bandar Udara sendiri, manajemen menyiapkan sebanyak 342 personel keamanan Bandar Udara (Aviation Security/Avsec) yang bertugas dalam empat kali pergantian jam kerja (shift), sehingga total berjumlah 1.368 orang.
Baca: Ekonomi Palu Mulai Menggeliat, Dua Tentara Berjaga di Setiap Toko
Personel Avsec tersebut akan ditempatkan di sejumlah titik, termasuk di posko keamanan terpadu IMF-World Bank Annual Meetings 2018 yang disiapkan di ruang publik di Terminal Kedatangan Domestik dan area penurunan penumpang (drop-off zone) di Terminal Keberangkatan Internasional.
Sebelumnya, untuk mematangkan kesiapan pengamanan, telah dilakukan enam kali simulasi atau latihan penanggulangan aksi terorisme dengan melibatkan sejumlah instansi keamanan, mulai dari TNI, Polri, personel khusus, hingga petugas Bandar Udara, mulai dari November 2017 hingga 2 Oktober 2018.
"Tujuannya untuk mempermudah komunikasi dan koordinasi apabila terjadi peristiwa yang tidak terduga," ujar Yanus.
Pesawat Tanpa Awak
Adapun TNI Angkatan Udara (TNI AU) menyiapkan ratusan personel dan sejumlah alat utama sistem persenjataan (alutsista).
Termasuk kendaraan taktis yang kemarin diturunkan dari dalam pesawat Hercules di Base Ops Bandara Ngurah Rai.
Bahkan, sejumlah pesawat tanpa awak juga disiagakan untuk mengamankan dan melakukan pengawasan wilayah udara di di bawah kendali komando pertahanan udara nasional (Kohanudnas).