"Saya lari waktu kejadian itu, tidak bersama anak-anak saya karena memang saat itu semua pada panik," kata Nita ditemui sewaktu mencari keberadaan rumahnya saat ini yang hilang di Petobo, Kamis (11/10/2018).
Setelah ia berhasil selamat dari bencana likuifaksi, Nita baru tersadar bahwa ia tak bersama kedua anaknya.
Ia pun panik dan takut kalau anaknya itu menjadi korban dalam musibah itu.
Beberapa saat kemudian, ia sedikit lega karena ternyata anak keduanya berhasil selamat bersama suaminya.
Namun ia masih dibuai rasa panik karena anak pertamanya yang berusia 3 tahun belum juga ditemukan.
Rasa takut kalau anaknya menjadi korban kembali berkecamuk dalam hati kecilnya. Sebagai seorang ibu, ia tak henti berdoa agar anaknya diberikan keselamatan.
Beruntung, doa dan harapan Nita untuk bertemu kembali dengan anak pertamanya terwujud saat pencarian memasuki hari ketiga bencana.
"Anak saya yang pertama itu kepisah pas kejadian dan alhamdulilah akhirnya bisa ketemu di hari ketiga. Dia itu berada di posko pengungsian," kata Nita.
Saat ini Nita bersama keluarganya sedang mencari letak dapur rumahnya yang hilang ditelan likuifaksi.
Sedangkan untuk ruang depan dan ruang tamu dan rumahnya, ia telah menemukannya meski sudah bergeser ratusan meter dari letak aslinya.
"Ini lagi cari dapurnya saja sudah geser kemana, siapa tahu masih ada barang yang bisa diselamatkan," katanya.