TRIBUNNEWS.COM, SLAWI - Selama tiga bulan terakhir ini, wilayah Desa Dermasuci, Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah mengalami kekeringan panjang sehingga akses air bersih sangat sulit dijangkau.
Ratusan Kepala Keluarga (KK) di sana kini kesulitan mendapatkan air bersih akibat musim kemarau yang berlarut-larut.
Bahkan, Sungai Cacaban yang mengalir di sepanjang desa itu pun tampak sangat kering hingga batu-batu krikil di dasar sungai pun tampak usang dan berdebu.
Kepala Desa Dermasuci, Mulyanto mengatakan, ada sekitar 450 KK di tiga RW yang terdampak kekeringan karena musim kemarau panjang.
Menurut dia, setiap hari para warga harus mencari sumber air yang berjarak cukup jauh dari tempat tinggal mereka.
Baca: Pengadaan Alkes RSUD Pameungpeuk, Kadinkes Subang Rugikan Negara Rp 4 Miliar
Kekeringan sudah melanda wilayah yang berbatasan dengan Kecamatan Jatinegara itu sejak awal Juli 2018 lalu.
Kekeringan bertambah parah dalam dua bulan terakhir karena sama sekali belum turun hujan.
"RW 1, 5, dan 4 mengalami kekeringan parah. Para warga dari tiga RW itu harus berjibaku untuk mencari air untuk kebutuhan. Bahkan, mereka harus menempuh 1-2 KM apabila ingin mengambil air di Sungai Cacaban yang gratis," kata Mulyanto saat ditemui Tribunjateng.com.
Dia mengatakan bahwa hingga hari ini, pendistribusian bantuan air bersih tak kunjung sampai ke wilayahnya.
Warga pun harus mencari sumber air karena sumur-sumur di rumah mereka sudah mengering.
Baca: Polisi Tolak Permohonan Ratna Sarumpaet Setelah Lakukan Evaluasi
Tak sedikit warga yang harus berjalan kaki sejauh satu hingga dua kilometer untuk mencari sumber air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari seperti mandi, mencuci, memasak, dan minum.
Sumber air itu di antaranya dikais dari sungai Cacaban yang kondisinya sudah sangat mengering.
Menurutnya, warga belum pernah mendapatkan bantuan air bersih yang sangat mereka butuhkan.
Padahal, kata Mulyanto, pihak desa sudah pernah meminta bantuan droping air bersih ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
"Sudah datang ke kantor BPBD untuk minta droping air bersih. Tapi belum ada distribusi air bersih ke sini sampai sekarang," tutur dia.
Mulyanto menambahkan, selain sumur-sumur warga, kekeringan juga melanda ratusan hektar sawah di wilayahnya.
"Ratusan hektare padi dan jagung juga kena dampak kekeringan," ucapnya.
Sementara itu, warga RT 4 RW 1, Roilah (40) mengaku bahwa sudah cukup terbiasa untuk mengambil air yang bersumber dari sungai kering itu.
Setiap hari, Roilah bersama warga lainnya harus mandi dan mengambil air dari sungai Cacaban yang berjarak sekitar satu kilometer dari rumahnya.
Kondisi debit air sungai itu sendiri sudah menyusut drastis.
"Sumur sudah kering jadi kesulitan untuk mandi, nyuci, masak, dan minum. Harus nyari ke sungai. Kalaupun di sumur ada airnya, sedikit sekali. Jadi, setiap hari ngambil air lima sampai enam kali ke sana (Sungai)," ujar Roilah. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Akibat Kekeringan, Warga Dermasuci Tegal Tempuh Kiloan Meter Untuk Cari Air Bersih