Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Nurcholis Majid
TRIBUNNEWS.COM, SIGIĀ - Air mata Taufan (14) seakan sudah mengering saat ia mendatangi posko kesehatan Desa Balise, Sigi, Sulawesi Tengah, Selasa (16/10/2018) siang.
Walaupun sudah dua pekan bencana gempa, tsunami dan likuefaksi terjadi di Sulawesi Selatan, Taufan tetap gigih mencari 11 anggota keluarganya yang hilang.
Baca: Cerita Warga soal Ritual Panomi yang Kembali Dihidupkan dan Bencana Gempa di Palu
Hanya tinggal ia seorang yang hidup dari anggota keluarganya yang lain. Ayah, ibu, serta sembilan saudaranya tewas akibat dahsyat nya bencana.
"11 orang keluarga saya hilang itu kebanyakan di Pantai Talise pas kejadian, entah kena tsunami apa gempa meninggalnya," ujar Taufan, ketika bercerita kepada tribunnews.com.
Ditemani istri, Taufan berkisah kuatnya gempa yang terjadi juga dirasakan dirinya yang tinggal 500 kilometer dari kota Palu.
Taufan kemudian menuturkan saat bencana terjadi, ia bergegas menghubungi sanak saudaranya di Palu.
Namun upayanya nihil. Hingga detik ini, 11 anggota keluarganya masih belum ditemukan.
Taufan masih tidak menyangka apa yang menimpa keluarganya. Padahal, baru sekitar pukul 10 pagi di hari yang sama dengan bencana terjadi.
Ia sempat melakukan videocall dengan sang ibu. Oleh sang ibu, dirinya diajak untuk merakayan ulang tahun adik nya.
Namun, dengan alasan tertentu Taufan urung untuk ikut.
"Itu baru jam 10 videocall ngajakin ngumpul, buat ngerayain ultah ade, rencananya di Pantai Talise" ucap Taufan, dengan mata berkaca-kaca.
Tampaknya itu merupakan komunikasi terakhir dirinya dengan sang ibu. Saat Adzan Magrib berkumandang, suasanan berubah mencekam.
Ombak setinggi kurang lebih 13 meter dan gempa bumi langsung menghamtam 11 anggota keluarga Taufan yang saat itu berada di Pantai Talise.
"Bisa dibilang pertanda, tapi ya sudah bencana, mau dibilang apa," ucap Taufan lirih.
Baca: Hilangkan Trauma Anak-anak Korban Gempa NTB Melalui Kita Bercerita
Kini yang tersisa tinggal secarik Kartu Keluarga (KK) milik sang ibu, yang Ia bawa kemana-mana.
Meski belum bisa menerimanya, saat ini Taufan hanya bisa berharap agar jasad keluarganya dapat segera ditemukan.