News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Prostitusi Terselubung di Kabupaten Siak, Lokalisasi Sudah Ditutup Tapi Tetap Beroperasi

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi.

Rumah itu cukup besar, dan ruangannya lapang. Sedikitnya ada 5 kelompok tempat duduk.

Harga minuman seluruh rumah pelesiran sama saja.

Layanan juga tidak sekadar minum dan nyanyi.

Bisa menyewa kamar dan perempuan di sana.

Bisa juga sekadar bercerita, pijit dan lain-lain yang lebih privasi.

Harga minuman satu pasang bir Rp 110 ribu.

Sewa kamar privat dan perempuan hanya Rp 300 ribu.

"Tamu yang baik yang memberikan uang tips," kata Santi, seorang perempuan pelayan di rumah pelesir yang besar itu.

Santi mengaku berasal dari Bengkulu, umurnya 26 tahun.

Ia pendek, mungil namun sudah punya anak.

Suaranya untuk bernyanyi juga pas-pasan.

"Santi cukup digemari tamu di sini. Ia cukup pandai bergaul dengan tamu," kata seorang pria separuh baya.

Tidak jelas berapa total rumah pelesiran yang ada di dalam semak belukar di Perawang itu.

Mungkin belasan, bisa jadi juga sampai 30 rumah, sebab semakin ke dalam semakin berjejer rumah-rumahnya.

Pelayanan tidak mempunyai waktu tetap, kapan ada tamu dilayani. Meskipun siang hari.

Ayah, laki-laki yang keseharian menikmati kesenangan di sana mengatakan, pada siang hari banyak sopir-sopor truk yang minum dan pijit, kalau perempuannya tidak capek tetap dilayani.

Informasi yang diterima Tribun, aktivitas mirip lokalisasi itu sudah lama beroperasi.

Pemerintah setempat hanya tutupmata, karena ada simbiosis mutualisme yang dibangun baik dengan pemerintahan melalui Satpol PP maupun aparatur lainnya.

"Biasalah, di sini sudah aman semua kok," kata Ayah.

Camat Tualang Zalik Effendi tidak menjawab sudah berapa lama aktivitas rumah pelesir itu berjalan.

Padahal, dia baru saja menutup karaoke keluarga yang berkembang di kota industri itu.

"Nanti saya datang ke sana, saya bawak Kapolsek langsung," jawab Zalik ke media.

Dikonfirmasi terkait adanya setoran kepihaknya melalui Satpol PP, Zalik malah kaget.

Kata dia, pihaknya akan mengkonfirmasi ulang kepada para pelaku di kawasan prostitusi itu.

"Waduh, duit haram tu siapo yang nama ngasih setoran ke kecamatan tu, pada siapa dikasihnya," tanya Zalik kembali menjawab pertanyaan media.

Zalik justru tidak menjawab bagaimana aktivitas prostitusi itu bisa berkembang di wilayahnya.

Namun lebih tertarik mengatakan akan menuntut orang di kawasan prostitusi yang mengatakan ke media ada setoran ke pihak kecamatan.

"Besok saya kesana apa iya dia ngomong gitu, akan saya tuntut org tu. Saya bawak Polsek langsung apa ia ngomong gitu ada jatah di kecamatan, kalau iya saya suruh angkat orang tersebut sama Polsek," kata dia.

Sementara itu Kapolsek Tualang, Kompol JJ Hutapea melalui Kanit Reskrim Polsek Tualang, Ipda Musa Sibarani mengatakan, sebelumnya pihaknya sudah pernah menutup lokalisasi itu.

Namun akhir-akhir ini mekar kembali tanpa sepengetahuan pihaknya. Apalagi ia belum lama bertugas di Polsek Tualang.

"Saya masih baru di sini. Jadi setahu saya pernah ditutup, tapi marak lagi ini menjadi perhatian kami untuk berkoordinasi dengan pihak pemerintah kecamatan," kata dia.

Kepala Satpol PP Siak, Kaharuddin mengaku belum tahu dengan aktivitas itu, Selasa (16/10/2018).

Ia hanya mengatakan akan segera turun menertibkan lokasi prostitusi itu.

"Kita segera turun menertibkannya. Memang aktivitas itu tidak dibenarkan," kata dia. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini