News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kapolres Sulit Tidur Usai Densus 88 Tembak Mati Dua Terduga Teroris Tanjungbalai

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga menyaksikan lokasi kamar mandi umum tempat kedua laki-laki tak dikenal bersembunyi dan akhirnya diberondong dengan peluru di kawasan Jalan Jumpul Lingkungan VI, Kelurahan Kapias Pulau Buaya, Kecamatan Teluk Nibung, Kota Tanjungbalai, Kamis (18/10/2018).

Laporan Wartawan Tribun Medan, Azis Husein Hasibuan

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Kapolres Tanjungbalai AKBP Irfan Rifai mengaku susah tidur atas terungkapnya kembali jaringan teroris di wilayah jajarannya.

Tim Densus 88 mengungkap adanya paham radikalisme di Jalan Al Ikhlas, Kelurahan Beting Kuala Kapias, Kecamatan Teluk Nibung, Tanjungbalai, Kamis (20/10/2018).

Dua terduga pelalu teroris masing-masing HSM dan RA terpaksa ditembak mati petugas karena dianggap melakukan perlawanan saat hendak diamankan.

"Iyalah. Kurang tidurlah. Ya, pastilah. Ini demi keamanan kok," kata Irfan kepada Tribun Medan saat dihubungi melalui sambungan telepon, Sabtu (20/10/2018).

Adapun kronologis saat penangkapan di sebuah kontrakan, terduga pelaku teror HSM menyerang petugas dengan pisau.

Tembakan peringatan sudah dilakukan, namun pelaku melarikan diri ke pemukiman penduduk, yakni bersembunyi di toilet umum.

Petugas yang sudah mengejarnya lalu mendobrak pintu, namun perlawanan masih terus terjadi. Kedua pelaku, HSM dan RA menyerang petugas menggunakan senjata api dan bom rakitan.

Kemudian anggota melakukan tindakan tegas yang menyebabkan kedua tersangka meninggal dunia.

Menurut Irfan, pergerakan paham radikalisme sudah termonitor sejak 2016 lalu oleh kepolisian.

"Bukan hanya Polres Tanjungbalai, tapi Densus dan Polda Sumut juga. Kelompok yang diamankan pada Mei 2018 lalu sudah diketahui. Tanjungbalai memang salah satu embrio," ujarnya.

Atas kejadian ini, Kota Tanjungbalai dinyatakan siaga satu.

Salah satu bentuk meminimalisir pergerakan terorisme, kepolisian menggandeng pemerintah daerah, Forum Keberagaman Umat Beragama (FKUB), camat dan kepling.

"Intinya, semua mendukung antiradikalisme. Pemko punya kesatuan seperti Kesbangpollinmas.Ya, tidak masalah. Kalau memang jaringannya ada, ya, perlu diambil, diambil saja. Daripada mereka menyebar paham radikalisme di Tanjungbalai. Amankan!" jelasnya.

Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Cerita Kapolres Mengaku Sulit Tidur Usai Densus 88 Tembak Mati Dua Teroris Tanjungbalai,

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini