TRIBUNNEWS.COM, AMLAPURA - Jro Mangku Wayan Budiarsa (54), warga Kayumas Kelod, Dangin Puri, Denpasar Timur, meninggal dunia usai tangkil di Pura Pasar Agung Giri Tohlangkir, Desa Sebudi, Karangasem, Jumat (26/10/2018) sekitar pukul 12.30 Wita.
Jro Mangku Budiarsa meninggal diduga karena kelelahan usai menaiki ratusan tangga pura.
Seksi Publikasi dan Dokumentasi Pura Pasar Agung Sebudi, I Wayan Suara Arsana, meenjelaskan Jro Mangku Budiarsa sempat pingsan di tangga depan wantilan Pura Pasar Agung.
Saat itu korban hendak mapamit dan turun tangga menuju area parkiran pura.
"Penuturan temannya, habis sembahyang di Melanting dan Utama Mandala, korban langsung mapamit. Saat akan turun tangga korban pingsan," ungkap Suara Arsana, kemarin.
Korban yang merupakan Koordinator Paguyuban Pemangku Denpasar Timur kemudian dievakuasi ke Puskesmas Selat, Karangasem memakai ambulans.
Tiba di Puskesmas, korban dinyatakan meninggal dunia.
Menurut anak kandungnya, seperti disampaikan Suara Arsana, Jro Mangku Budiarsa mengidap penyakit darah tinggi.
Dan diduga korban kelelahan saat naik tangga Pura Pasar Agung sehingga pingsan kemudian meninggal.
"Anak kandungnya yang menjemput korban ke Puskesmas Selat. Jenazah dibawa ke Denpasar pakai ambulans BPBD Denpasar. Dari penjelasan keluarganya, korban meemiliki riwayat tensi tinggi," tambah Suara Arsana, yang juga Perbekel Amertha Bhuana.
Baca: Fakta-fakta Temuan Polisi hingga Akhirnya Menetapkan Pembawa Bendera Sebagai Tersangka
Penyanggra Pura Pasar Agung, Jro Mangku Wayan Sukra, mengutarakan hal sama.
Korban meninggal dunia saat perjalanan menuju Puskesmas.
Kemungkinan korban yang merupakan PNS di Dinas PU Pemprov Bali ini kelelahan setelah melewati ratusan anak tangga dari area parkir ke Pura Pasar Agung.
"Kondisi korban sudah dalam keadaan kritis saat pingsan di tangga," ujarnya.
Seperti diketahui, saat ini di Pura Pasar Agung digelar upacara Pujawali Purnama Kelima.
Puncak Pujawali pada Rabu (24/10/2018) dan Mesineb pada 4 Oktober mendatang.
Keluarga Syok
Sementara itu, suasana duka menyelimuti rumah duka di kediaman almarhum di Jalan Letda Reta No 14 Kayumas Kelod, Dangin Puri, Denpasar Timur.
Pantauan Tribun Bali di rumah duka, jenazah tiba di rumah duka sekitar pukul 18.00 Wita.
Satu per satu keluarga besar dan kolega mendiang mulai berdatangan untuk menyampaikan duka cita pada keluarga.
Raut wajah kuyu tampak terlihat pada anak-anak kandung almarhum, terlebih pada wajah I Nyoman Bagus Trisna Sukarya (23).
Anak ketiga dari tiga bersaudara ini tampak sibuk mengurus segala keperluan upakara terakhir untuk ayah tercintanya.
Dituturkan, waktu itu ayahnya sebagai Koordinator Paguyuban Pemangku Denpasar Timur bertolak ke Pura Pasar Agung Karangasem bersama para pemangku lainnya pada pukul 07.30 Wita.
Bagus yang berada di rumah kemudian mendapat informasi ayahnya meninggal pada siang hari.
Kabar duka tersebut sontak membuatnya syok.
Apalagi sebelumnya ayahnya tak pernah dirawat.
"Sebelumnya bapak belum pernah dirawat karena sakit. Makanya begitu dengar ini kita semua kaget," terangnya.
Hal ini juga diakui adik kandung mendiang, I Wayan Sugiarta (46), bahwa memang semasa hidup mendiang dikenal sebagai sosok yang jarang mengeluh dan sosok pengayom.
"Orangnya jarang mengeluh kalau ada sakit apa-apa kita gak pernah tahu. Orangnya justru suka mengayomi kami semua," terangnya.
Kini pihak keluarga berupaya untuk segera mempersiapkan keperluan upacara pengabenan.
"Rencananya akan langsung diaben pada hari Minggu besok," ujar Sugiarta. (ful/azm)
Artikel ini telah tayang di Tribun-bali.com dengan judul Usai Naiki Ratusan Anak Tangga di Pura Pasar Agung, Jero Mangku Wayan Budiarsa Meninggal