Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ahmad Imam Baehaqi
TRIBUNNEWS.COM, MAJALENGKA - Sebelum dieksekusi mati, Tuti Tursilawati rupanya masih lancar berkomunikasi dengan keluarga besarnya di Desa Cikeusik, Kecamatan Sukahaji, Kabupaten Majalengka.
Kepala Desa Cikeusik, Jaenudin, mengaku sering kali melihat langsung saat Tuti menghubungi keluarganya melalui sambungan telepon.
"Ya kadang ikut ngobrol juga, sekadar tanya kabar dan kasih semangat," kata Jaenudin saat ditemui di rumah Tuti Tursilawati, Selasa (30/10/2018).
Ia mengatakan, biasanya Tuti menelepon keluarganya setiap satu bulan sekali.
Tuti menelepon menggunakan ponsel petugas Konsulat Jenderal RI (KJRI) Thaif yang menjenguknya.
Baca: Tuti Tursilawati Dieksekusi, SBMI Beberkan Situasi TKI saat Hadapi Hukuman Mati
Selain telepon, menurut dia, sesekali Tuti juga menghubungi keluarganya melalui video call.
"Komunikasi itu rutin, petugas KJRI menjenguk Tuti minimal satu kali setiap bulannya," ujar Jaenudin.
Ia mengaku kaget saat mendapat kabar bahwa Tuti telah dieksekusi mati di Arab Saudi pada Senin (29/10/2018) waktu setempat.
Pasalnya, terakhir kali Tuti berkomunikasi dengan keluarganya sama sekali tidak ada bahasan mengenai rencana pelaksanaan eksekusi tersebut.
"Keluarga juga kaget, tiba-tiba sudah dihukum saja, mereka masih syok," kata Jaenudin.
Diketahui, Tuti yang bekerja di kota Thaif itu dituduh membunuh majikannya, Suud Malhaq Al Utibi, pada 2010.
Suasana duka juga tampak menyelimuti rumah bercat biru yang berada persis di sisi jalan itu.
Bahkan, mata beberapa anggota keluarga Tuti pun tampak berkaca-kaca.
Mereka masih enggan ditemui karena masih syok atas kepergian Tuti.
(Tribun Jabar/Ahmad Imam Baehaqi)