TRIBUNNEWS.COM, ACEH – Satuan Kerja Satker Badan Jalan Nasional (Satker BJN) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Jayameruntuhkan tebing Gunung Ceuncrang di Desa Sawang, Kecamatan Setia Bakti, Aceh Jaya dengan cara menyiramkan air menggunakan satu unit mobil pemadam kebakaran.
Keputusan untuk melongsorkan tebing itu karena posisinya sudah miring ke bahu jalan lintas Meulaboh-Banda Aceh, sehingga sangat membahayakan para pengendara yang melintasi jalan nasional tersebut.
Pantauan Serambi di lokasi, tebing Gunung Ceuncrang yang lokasinya tepat berada kilometer 132, tidak hanya miring ke arah jalan, namun juga sudah mengalami keretakan di bagian atas dengan panjang mencapai 50 meter.
Kondisi ini membuat tebing itu bisa runtuh sewaktu-waktu ke badan jalan yang dapat mengancam keselamatan pelintas. Untuk menghindari kejadian buruk tersebut, Satker BJN mengambil keputusan meruntuhkan sengan sengaja tebing miring itu.
“Ini tebing sudah bahaya, kalau tidak dirobohkan dengan longsor buatan bisa membahayakan pengendara. Jadi, harus kita robohkan dengan sengaja,” jelas Eko, Pelaksana PT Wirataco yang merupakan pihak rekanan Satker BJN kepada Serambi, Senin (5/11).
Baca: Dibuang Ayahnya ke Tebing, Seorang Bayi Ditemukan Selamat 12 Jam Kemudian, Berkat Tas Nilon
Ia menambahkan, penghancuran tebing yang dilakukan kemarin merupakan kedua kali dengan cara membuat longsor buatan.
“Karena, sehari sebelumnya, kita juga melakukan hal yang sama,” ucapnya.
Selain dibantu satu unit mobil damkar, sebut dia, proses perobohan tebing tersebut juga dibantu satu unit mobil tanki air, satu unit alat berat jenis excavator (beko), dan enam unit dumtruck.
Penanggung Jawab Umum Persefasi dan Rekonstruksi Badan Jalan Nasional kawasan Aceh Jaya dari PT Wiratako, Lilin Suparman menambahkan, perobohan tersebut akan terus dilakukan sampai kondisi tebing di lokasi rawan longsor tidak berbahaya lagi untuk para pengguna jalan.
“Kita takut ada korban, makanya kita buat longsor buatan. Sudah kita lakukan sejak dari Minggu lalu, dan akan terus kita lakukan sampai kondisinya aman sehingga tidak membahayakan pengendara jalan,” terangnya.
Ia menjelaskan, jika kondisi tebing tersebut sudah mengalami keretakan dengan panjang mencapai 50 meter dan melebar ke arah gunung sejauh 5 meter.
“Itu kalau ke atas atau melebar ke arah gunung retaknya sekitar 5 meter. Itu lebar atasnya dan mengikuti terus, tapi tidak tegak bentuknya, namun kayak segitiga,” ulasnya.
Ia mengaku, pihaknya mengirimkan satu unit alat berat pemecah batu untuk membantu membersihkan lokasi usai peruntuhan tebing. “Itu akan kita luncurkan untuk memecahkan batu, kalau tidak dihancurkan, excavator tidak mampu mengangkat batu reruntuhan nanti,” tutupnya.(
Selama proses pembuatan longsoran tebing, akses jalan yang melewati Gunung Ceuncrang dialihkan ke jalan alternatif.
“Selama proses penghancuran tebing, lalu lintas kita alihkan ke jalan alternatif, khusus bagi mobil kecil seperti minibus sejak jam 12.00 WIB,” Jelas Kabid Pencegahan dan Penanggulangan BPBD Aceh Jaya, Ismail kepada Serambi, Senin (5/11).
Namun begitu, tukas ia, untuk mobil besar seperti dumtruck tetap bisa melewati jalan tersebut dengan sistem buka tutup.
“Sekarang masih proses, jadi untuk mobil besar masih lewat jalan ini, tapi sistem buka tutup. Namun, kalau sudah tertimbun, baru tidak bisa lewat lagi,” tukasnya.
Lebih lanjut, ucap Ismail, pihaknya juga meminta penangung jawab badan jalan nasional kawasan Aceh Jaya untuk mengerahkan alat mumpuni dalam meruntuhkan tebing tersebut. Pasalnya, alat yang dikerahkan saat ini tidak bisa bekerja secara maksimal untuk meruntuhkan tebing batu.
“Hasil pantauan kami, alat yang digunakan sangat manual, jadi harapan kami dari pihak Satker sendiri bisa mengerahkan alat yang mumpuni, seperti alat berat jenis excavator lengan panjang agar bisa maksimal,” tutupnya.(c52)