TRIBUNNEWS.COM, TANJUNG REDEB - Untuk kedua kalinya, mamalia raksasa dari lautan ditemukan mati terdampar di wilayah Kabupaten Berau.
Selasa (6/11/2018), sebuah foto mamalia raksasa yang diduga paus mati terdampar di tepi pantai Pulau Maratua.
Informasi ini dibenarkan oleh Yunda Zuliarsih, dari Dinas Perikanan Kabupaten Berau.
Namun Yunda belum dapat memastikan, mamalia jenis apa yang mati terdampar dengan penuh luka itu.
Bahkan dari foto yang beredar, kata Yunda, terlihat ada ciri-ciri siripnya dipotong atau terpotong.
"Kami masih koordinasi dengan teman-teman pecinta biota laut, untuk memastikan jenisnya. Karena ada yang bilang itu paus orca, ada juga yang bilang hiu paus (whale shark)," kata Yunda menjawab pertanyaan Tribun Kaltim.
Menurut laporan, bangkai biota laut raksasa itu sudah dalam keadaan membusuk dan diduga mati di laut sebelum terdampar di Pulau Maratua.
Baca: Assyifa Sempat Ingin Ikut ke Jakarta Tapi Ibunda Melarangnya
Soal dugaan sirip yang dipotong, Yunda mengatakan, tidak hanya sirip ikan hiu saja yang menjadi incaran.
"Hiu paus kan termasuk jenis hiu juga. Tapi kami belum bisa mengonfirmasi apakah itu hiu paus atau paus orca," tegasnya.
Yunda menambahkan, untuk menangani bangkai mamalia raksasa ini, pihaknya akan menggunakan prosedur yang sama dalam penanganan bangkai hiu paus yang mati terdampar di Kecamatan Bidukbiduk beberapa waktu lalu.
Pada bulan Mei 2018, warga Pantai Harapan, Kecamatan Bidukbiduk juga pernah dikejutkan dengan penemuan bangkai hiu paus.
Saat itu, warga dibantu aparat kepolisian membuang bangkai tersebut ke tengah laut, karena untuk menguburkan bangkai sebesar itu diperlukan upaya yang besar.
Selain itu, jika dibiarkan, bangkai yang membusuk dikhawatirkan akan menyebarkan penyakit.
Sehingga satu-satunya upaya yang paling mudah adalah menarik bangkai tersebut ke tengah laut saat pantai mengalami air pasang.
Baca: BREAKING NEWS: Innova Tabrak Truk di Tol Surabaya-Mojokerto, 5 Nyawa Melayang
Yunda berharap, masyarakat bisa ikut membantu pemerintah menangani bangkai paus yang terdampar di Pulau Maratua.
Pasalnya, Maratua merupakan tempat tujuan wisata.
Keberadaan bangkai mamalia laut itu dikhawatirkan akan mengganggu kenyamanan wisatawan dan berisiko menyebarkan penyakit.