News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pembunuhan di Bekasi

Alasan HS Membunuh Satu Keluarga di Bekasi, Merasa Penghasilannya Direbut dan Sering Dihina Korban

Penulis: Fitriana Andriyani
Editor: Fathul Amanah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas kepolisian menunjukkan tersangka berinisial HS saat rilis kasus pembunuhan satu keluarga, di Polda Metro Jaya, Jumat (16/11/2018). Pihak kepolisian telah menetapkan HS sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan terhadap satu keluarga yang tinggal di Jalan Bojong Nangka 2, Pondok Melati, Bekasi pada 13 November 2018. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

TRIBUNNEWS.COM - Haris Simamora (HS), pelaku pembunuhan satu keluarga di Bekasi telah ditangkap sejak Kamis (15/11/2018).

Polisi dapat menemukan pelaku atas adanya paetunjuk dari mobil korban yang hilang dan ditemukan di tempat tinggal HS.

Pelaku membunuh korban dengan cara yang berbeda.

Diperum Nainggolan dan Maya Boru Ambarita dibunuh menggunakan linggis sedangkan kedua putranya dibunuh dengan cara dibekap menggunakan bantal.

Diketahui pelaku ternyata merupakan adik kandung korban Maya Boru Ambarita.

HS tega melakukan pembunuhan sadis itu atas dasar sakit hati dan dendam kepada korban.

Berikut alasan yang membuat HS merasa sakit hati hingga tega membunuh semua anggota keluarga kakaknya itu.

Baca: Polisi Sampai Menyelam di Sungai Keruh Demi Dapatkan Barang Bukti Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi

1. Merasa penghasilannya direbut

Dilansir dati TribunJakarta.com, Haris Simamora (HS) mengaku kepada pihak kepolisian bahwa motifnya membunuh keluarga Diperum Nainggolan adalah karena rasa dendam atas perbuatan korban.

Hal ini berawal dari Haris yang merasa bahwa korban merebut penghasilannya.

Haris sendiri sudah 3 bulan menjadi pengangguran.

Wakapolda Metro Jaya Brigjen Wahyu Hadiningrat menyatakan Haris dulunya merupakan 'Bapak Kost' di rumah kost yang terletak di Jalan Bojong Nangka 2, Pondok Gede, Bekasi.

Kemudian, pengelolaan rumah kos tersebut digantikan oleh Diperum Nainggolan dan Maya Ambarita yang merupakan kakak ipar pelaku.

Pemilik kosan itu sendiri adalah kakak korban Douglas Nainggolan.

"Pelaku sakit hati karena korban ini pengelola kos. Beberapa waktu yang lalu pengelolanya pelaku," ujar Wakapolda Metro Jaya, Brigjen Pol Wahyu Hadiningrat, saat konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (16/11/2018).

Meski tidak lagi bekerja sebagai pengelola kos, namun HS masih sering berkunjung ke kos-kosan tersebut.

Ia bahkan diketahui kerap menginap di kos-kosan yang juga jadi tempat tinggal Diperum dan keluarga itu.

Baca: Linggis, Barang Bukti Pembunuhan Keluarga di Bekasi Diduga Terbawa Arus

2. Sering dimarahi dan mendapatkan penghinaan

Ketika berkunjung atau menginap, HS kerap kali mendapatkan penghinaan dari Diperum dan istrinya, Maya Ambarita.

"Menurut pengakuan korban, dia sakit hati karena sering dihina, seperti misalnya dibilang 'tidak berguna'," jelas Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (16/11/2018) dikutip dari WartaKotaLive.com.

Argo juga menceritakan emosi Haris kian tersulut kala ia dibangunkan tidur oleh keduanya menggunakan kaki.

Hal tersebut menyebabkan Haris semakin merasa sakit hati.

"Kalau main ke situ, tidur dan dibangunkan pagi hari menggunakan kaki," kata Argo.

Selain itu, HS juga mengaku jika selama ini ia sering dimarah-marahi oleh korban.

"Sering dimarah-marahin," kata Argo Yuwono pada awak media seusai apel Tanggap Musim Penghujan Tahun 2018/2019 di Lapangan Promoter Dit Lantas Polda Metro Jaya, Jumat (16/11/2018).

(Tribunnews.com/Fitriana Andriyani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini