News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Hyperbaric Oxygen Therapy Bisa Dimanfaatkan Mengobati Berbagai Indikasi Klinis

Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Siloam Hospital Manado kini memiliki alat terapi bernama Hyperbaric Oxygen Therapy

TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Selain ditujukan untuk penanganan penyakit dekompresi yang kerap dialami oleh para penyelam laut dalam, Hyperbaric Oxygen Therapy (HBOT) bisa dimanfaatkan untuk mengobati berbagai indikasi klinis.

Di antaranya bisa digunakan untuk penyembuhan luka tubuh seperti luka bakar dan luka terkait penyakit diabetes mellitus serta pencangkokan kulit.

Bahkan ini telah diakui secara resmi oleh Undersea and Hyperbaric Medical Society (UHMS) dan Food and Drug Administration (FDA) di Amerika Serikat pada tahun 2011.

Pemberian oksigen murni dalam ruang bertekanan yang disebut chamber mampu menyuplai oksigen 10-15 kali lebih banyak dibandingkan jika pemberian oksigen dilakukan di permukaan laut atau pada tingkat atmosfer normal.

Baca: Jadi Dosen Tamu di FISIP UI Tanpa Tulis Gelar Sarjana, Penjelasan Maia Estianty Banjir Pujian

HBOT sangat efektif untuk merangsang pembentukan pembuluh darah baru, mengurangi pembengkakan dan peradangan, menonaktifan racun, meningkatkan kemampuan sel darah putih untuk melawan infeksi.

"Juga membunuh beberapa jenis bakteri berbahaya, membantu tubuh membangun jaringan ikat baru, membersihkan racun dan produk sisa metabolisme, serta mempercepat proses penyembuhan," kata dokter spesialis bedah plastik rekonstruksi dan estetika Siloam Hospitals Manado, dr. Mendy Hatibie, Sp.BP-RE. HBOT di Manado, Jumat (30/11/2018).

HBOT adalah metode pemberian oksigen murni kepada pasien dalam ruang bertekanan tinggi, yakni lebih dari 1 Atmosfer Absolut yang bertujuan guna meningkatkan dan memperbaiki kondisi tubuh.

Bagi pasien diabetes melitus, HBOT dapat bermanfaat untuk mengatasi komplikasi masalah kesehatan yang biasanya sering terjadi.

Baca: Icha Gween Ungkap Soal Tudingan Orang Ketiga Antara Gading-Gisel, Hotman Paris: Bukannya Bangga?

Adapun komplikasi tersebut disebabkan karena kadar gula darah yang tinggi dalam tubuh berlangsung pada waktu lama sehingga merusak pembuluh darah dan sistem saraf.

“Komplikasi diabetes bisa berakibat pada beberapa kerusakan bagian tubuh, seperti penyakit jantung, terganggunya fungsi ginjal, kebutaan, pembusukan kaki yang kadang memerlukan amputasi, dan impotensi. Suplai oksigen dari HBOT mampu memperbaiki fungsi saraf dan memperlancar peredaran darah, serta dapat meningkatkan kinerja insulin pasien diabetes,” katanya.

Hasil HBOT dapat dirasakan setelah menjalankan beberapa sesi terapi, dimana terapi ini juga dapat dijalankan bersamaan dengan terapi lain sesuai dengan rekomendasi dokter.
Secara umum, semakin kronis kondisi Anda, sesi yang dibutuhkan juga bisa semakin banyak.

“Diskusikan dengan dokter Anda mengenai terapi spesifik apa yang dapat Anda terima sesuai dengan kondisi medis serta berapa sesi yang harus dijalani. Ceritakan kondisi medis Anda secara jelas dan lengkap kepada dokter guna menghindari efek samping yang tidak diinginkan,” tambah dr. Mendy Hatibie, Sp.BP-RE.

Pengobatan HBOT telah dimanfaatkan di Indonesia sejak tahun 1960 dan terus dikembangkan hingga kini melalui pemberian pelatihan teori dan praktik kepada para tenaga ahli medis, seperti Pelatihan Dasar Ilmu Kedokteran Kelautan bagi tenaga operasional HBOT oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran

Kelautan (Perdokla) di Siloam Hospitals Manado pada 27-31 Agustus 2018 lalu. Sejak dibuka 1 Agustus 2018, pelayanan HBOT di Siloam Hospitals telah melayani 33 pasien dengan kasus-kasus seperti perawatan luka, pasien post Operasi, dan divers .

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini