TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Sedikitnya 64 kecamatan di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta berpotensi gerakan tanah pada musim penghujan ini.
Bahkan, 17 kecamatan diantaranya mengalami potensi kerawanan menengah-tinggi dan berpotensi terjadinya banjir bandang atau aliran bahan rombakan.
Data yang dirilis pusat vulkanologi dan mitigasi bencana geologi menyebutkan 64 kecamatan yang rawan gerakan tanah ini tersebar di seluruh wilayah DIY.
Sebanyak 16 kecamatan berada di Bantul, 18 kecamatan di Gunungkidul, 17 kecamatan di Sleman, 11 kecamatan berada di Kulonprogo, dan dua kecamatan di Kota Yogyakarta.
Untuk 17 kecamatan yang kerawanan kategori menengah tinggi dan rawan banjir bandang di antaranya adalah Banguntapan, Piyungan (Bantul), Gondokusuman, Tegalrejo (kota), Kalibawang (Kulonprogo), Berbah, Cangkringan, Depok, Kalasan, Minggir, Mlati, Ngaglik, Ngemplak, Pakem, Prambanan, Tempel dan Turi (Sleman).
Baca: Korban Tanah Longsor Tertimpa Lemari Televisi
Kepala Pelaksana BPBD DIY, Biwara Yuswantana menjelaskan, pihaknya meminta masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bencana tanah longsor dan pergerakan tanah untuk mewaspadai bencana.
Dia meminta warga mencermati dan hati-hati terhadap gejala-gelaja potensi akan terjadinya pergerakan tanah.
“Gerakan tanah ini bisa dilihat dan pasti didahului hujan durasi panjang cukup intensitas tinggi. Warga bisa melihat ada tanah yang bergerak dan ikut aliran air keruh,” jelasnya, kemarin (5/12/2018).