TRIBUNNEWS.COM, KULON PROGO - Bangunan lama Masjid Al Hidayah di dalam area proyek pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Palihan, Temon, kini rata tanah.
Masjid tersebut dirobohkan oleh PT Angkasa Pura I sebagai pemrakarsa pembangunan bandara baru tersebut, Rabu (12/12/2018).
Masjid yang terletak di Pedukuhan II Desa Palihan itu tak bisa dilepaskan dari sejarah panjang pembangunan NYIA.
Al Hidayah merupakan satu di antara bangunan masjid yang turut terdampak proyek pembangunan NYIA.
Masjid tersebut selama ini kerap menjadi pusat aktivitas penolakan NYIA, terutama warga dari Paguyuban Warga Penolak Penggusuran Kulon Progo (PWPP-KP) dan para aktivis.
Belakangan, setelah seluruh rumah warga terdampak dirobohkan, masjid itu mulai sepi tanpa orang.
Adapun pada proses pembongkaran bangunan, petugas mencopot terlebih dulu kubah masjid dan beberapa kusen pintu dan jendela.
Baca: Polisi Kesulitan Ungkap Penyebab Kematian Adik Bupati Trenggalek Eril Dardak
Setelah itu, satu unit backhoe dikerahkan AP I melalui kontraktornya, PT Pembangunan Perumahan-KSO membongkar bangunan tersebut.
Sehari sebelumnya, barang perlengkapan masjid itu sudah lebih dulu dipindahkan ke masjid baru penggantinya yang telah selesai dibangun di kompleks relokasi pemukiman warga terdampak NYIA di Pedukuhan II Palihan.
Antara lain karpet, papan informasi, alat sembelih hewan kurban, pengeras suara, dan mikrofon.
Al Hidayah merupakan bangunan peribadahan terakhir di dalam area lahan proyek yang dibongkar.
Sebelumnya, selama masa pembersihan lahan, AP I juga telah merobohkan dua musala dan satu gereja.
"Masjid ini bangunan terakhir di atas lahan proyek yang harus dirobohkan. Bangunan lainnya sudah dirobohkan dan direlokasi," kata Project Manager Pembangunan NYIA PT AP I, Taochid Purnama Hadi pada Tribunjogja.com.
Menurutnya perobohan masjid itu sudah melalui kesepakatan bersama antara pihak proyek, nazir, takmir dan pihak terkait lainnya.
Baca: Daftar 17 Kendaraan Dinas yang Dirusak Massa di Mapolsek Ciracas