Laporan Wartawan Tribun Timur, Edyatma Jawi
TRIBUNNEWS.COM, POLMAN -- Hamdan alias Osman kini telah kembali berkumpul dengan keluarganya.
Sabtu (15/12.2018), Hamdan telah pulang ke rumahnya di Dusun Bruno, Desa Kebun Sari, Kecamatan Wonomulyo, Polewali Mandar (Polman).
Ia kini dapat bernafas lega setelah menjalani tiga bulan lebih jadi tawanan komplotan bersenjata di Filipina, Abu Sayyaf.
Sebelum tiba di Indonesia, Hamdan bertaruh nyawa dengan mencoba melarikan diri dari sekapan penyendera. Ia mengalami perjalanan panjang hingga akhirnya selamat sampai ke rumahnya.
Hamdan menyampaikan, upaya pelarian dirinya dilancarkan saat menjelang magrib. Ketika itu, sebelas kawanan bersenjata sedang bersiap melaksanakan ibadah.
Termasuk rekannya, Samsul Saguni juga tengah mengambil air wudhu untuk salat.
Samsul merupakan warga To Salama, Desa Lalattedong, Kecamatan Sendana, Majene yang juga dtawan bersama Hamdan sejak 11 September lalu. Hamdan sebelumnya mengajak Samsul untuk lari bersama. Namun Samsul takut, hingga akhirnya Hamdan nekad kabur seorang diri.
"Semua yang didalam kelompok masing-masing ambil air wudhu," jelas Hamdan, Sabtu (15/12/2018).
Magrib itu, Hamdan minta izin untuk buang air besar. Ia pun berjalan ke belakang perkemahan. Tak biasanya, saat itu Hamdan tidak dikawal oleh penyandera yang selalu menenteng senjata laras panjang.
Hamdan memanfaatkan kelengahan para perompak. Ia terus berjalan diam-diam ke belakang camp hingga jarak 60 meter.
Setelah itu, Hamdan lari menjauhi tempat kelompok bersenjata itu.
"Selama satu jam lari, sampai ditengah hutan jam tujuh malam. Tidak bisa lari sebab sudah gelap," katanya.
Di tengah belatara itu, Hamdan pun beristirahat dan tidur sambil menunggu terang. Subuh harinya, Hamdan salat dan melanjutkan perjalanan seorang diri di tengah hutan Kepulauan Sulu, Filipina itu.