TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pasca musibah gelombang tsunami yang terjadi di Selat Sunda dan Pesisir Banten pada Sabtu (22/12) malam, Tanjung Lesung Resort yang ikut terdampak musibah tersebut akan beroperasi kembali mulai 1 Januari 2019.
Direktur Utama PT Banten West Java Tourism Development selaku pengelola wisata Tanjung Lesung Poernomo Siswoprasetijo mengatakan, akibat musibah gelombang tsunami, sekira 30 persen dari 61 cottage yang ada di Tanjung Lesung Resort mengalami kerusakan.
Begitu juga dengan restoran dan meeting room yang ada di kawasan resor.
Baca: Liburan ke Swiss Nia Ramadhani Pergoki Keluarga Ardi Bakrie Menyusui di Tengah Salju: Aduh Ancur
Baca: Didesak Komentari Kasus Dugaan Penganiayaan Habib Bahar, Deddy Corbuzier: Bro Gue Ini Minoritas
Namun, beberapa infrastruktur pendukung saat ini sudah mulai kembali normal, seperti listrik, persediaan air bersih, dan juga jaringan telekomunikasi.
"Sekitar 30 persen cottage di Tanjung Lesung Resort memang mengalami kerusakan. Tembok penahan airnya jebol, sehingga ada beberapa mobil yang ikut terseret air. Tapi sudah diputuskan mulai 1 Januari 2019 akan dibuka kembali supaya minat orang-orang untuk datang ke Tanjung Lesung tidak hilang. Kita akan maksimalkan cottage yang kondisinya masih baik," ujat Poernomo di Menara Batavia, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (24/12/2018).
Baca: BMKG Imbau Warga Sementara Jauhi Pantai di Selat Sunda
Meskipun kemungkinan tidak lagi menjadi pilihan untuk merayakan tahun baru, menurut Poernomo, dibukanya kembali Tanjung Lesung Cottage sangat dibutuhkan untuk para relawan, engineer, maupun para ilmuan yang ingin meneliti aktivitas anak Gunung Krakatau.
Sejauh ini, juga belum ada yang melakukan pembatalan booking kamar.
Kalapun ada, pihaknya sangat memaklumi dan akan mengembalikan uang yang sudah disetorkan.
"Sejauh ini belum ada (pembatalan). Kami juga akan terus membangun dan melakukan promosi agar para investor tidak kehilangan gairah," katanya.