News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Misteri Pembunuhan Pasutri di Belitung Mulai Terungkap, Polisi Kantongi Nama Terduga Pelaku

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kapolres Belitung AKBP Yudhis Wibisana memantau olah TKP yang dilakukan Jajaran Polsek Membalong dibantu Satreskrim Polres Belitung, Minggu (6/1). - istimewa/polres belitung

TRIBUNNEWS.COM, TANJUNGPANDAN - Misteri pelaku pembunuhan pasangan suami istri di pondok kebun Desa Bantan, Kecamatan Membalong, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada Minggu (6/1/2019) lalu mulai terungkap.

Kapolres Belitung, AKBP Yudhis Wibisana mengatakan, jajarannya sudah mengantongi nama yang diduga pelaku pembunuhan A (65) dan istrinya, M (55).

Meski demikian, pihaknya tidak mau gegabah mengambil keputusan karena mempertimbangkan azas praduga tak bersalah.

"Dugaan sementara yang dekat dengan korban kan yang itu, tapi kami masih praduga. Karena orang yang dekat dengan korban pada saat kejadian selain yang itu kan tidak ada dan korban diketahui tidak punya musuh di lokasi kejadian," kata Yudhis Wibisana saat dihubungi Pos Belitung, Selasa (8/1/2019).

Baca: Empat Pengungsi Rohingnya yang Tinggal di Bireuen Kabur

Baca: Ahmad Heryawan Janji Datang ke KPK Pukul 10.00 WIB Hari Ini Setelah Dua Kali Mangkir

Yudhis Wibisana mengungkapkan sudah banyak informasi yang diterima pihak kepolisian terkait pembunuhan sadis tersebut. Namun pihaknya masih merahasiakan agar tidak terjadi tindakan yang tidak diinginkan.

Pasangan suami istri (pasutri) berinisial A (65) dan M (55) ditemukan tewas bersimbah darah di pondok kebun miliknya yang terletak di Desa Bantan, Kecamatan Membalong, Kabupaten Belitung, Minggu (6/1/2019) sore.

Kejadian tewasnya pasutri yang tinggal di sekitaran Jalan Pemuda, Desa Aik Rayak, Kecamatan Tanjungpandan, Kabupaten Belitung itu, pertama kali diketahui oleh anak bungsu korban, Ilpi Yanto (29) yang langsung mengecek kondisi orangtuanya karena tak kunjung pulang ke rumah.

Sesampainya di kebun, anak korban ‎mendapati kedua orangtuanya sudah terbujur kaku bersimbah darah di dalam pondok.

"Informasi awal dari masyarakat yang melaporkan kejadian itu ke Polsek Membalong.

Berdasarkan laporan ada indikasi pembunuhan. Jajaran Polsek Membalong dibantu ‎Satreskrim Polres Belitung langsung menuju lokasi," ujar Kapolres Belitung AKBP Yudhis Wibisana kepada posbelitung.co, Senin (7/1/2019).

Menurut Yudhis, setelah kepolisian melakukan olah TKP, jenazah korban langsung dievakuasi ke RSUD dr Marsidi Judono untuk dilakukan visum.

Berdasarkan hasil olah TKP pihak kepoliaian menduga pasutri merupakan korban pembunuhan.

Baca: Ditelpon Menko Luhut, Bos Bank Dunia Beberkan Alasan Mundur hingga Janji Investasi di Indonesia

Sebab, sepeda motor Yamaha Force One dan handpone milik korban tidak ditemukan di lokasi.

Selain itu, pada tubuh korban terdapat beberapa luka yang diduga menyebabkan korban meninggal dunia.

Kapolres mengatakan pada tubuh A (65) terdapat luka robek di leher, telinga kiri, kepala bagian belakang dan luka robek di perut.

Sedangkan korban M (55) didapati luka robek di bagian leher, punggung dan perut.

"Kami dapat menyimpulkan bahwa korban ini merupakan korban pembunuhan. Kami masih terus melakukan pemeriksaan dari saksi-saksi termasuk anak bungsu korban yang menemukan pertama kali," katanya.

Sang Suami Sempat Pergi Salat Jumat

‎Kapolres Belitung AKBP Yudhis Wibisana menambahkan, berdasarkan keterangan saksi, pasutri korban pembunuhan sempat terlihat warga sekitar sebelum kejadian.

Menurutnya, warga Desa Bantan, Kecamatan Membalong, Kabupaten Belitung sempat melihat A (65) pergi salat Jumat di salah satu masjid sekitar.

"Kami telah memanggil saksi-saksi yang mengetahui baik anak korban maupun warga setempat sekitaran kebunnya. Terakhir ‎korban A ini terlihat pada Jumat masih salat di kampung tersebut," kata Yudhis.

Yudhis mengatakan pasutri tersebut aktivitas kesehariannya berkebun yang terletak di Desa Bantan.

Mereka biasanya menghabiskan waktu di kebun tersebut dan setiap Sabtu pulang ke kediamannya di Jalan Pemuda, Desa Aik Rayak, Kecamatan Tanjungpandan, Kabupaten Belitung.

Karena pada Sabtu (5/1/2019) ‎lalu mereka tidak pulang, maka timbul kecurigaan dari keluarga. Akhirnya anak bungsu korban, Ilpi Yanto menyusul untuk melihat kondisi orang tuanya.

Namun naas, sesampainya di kebun ia mendapati kedua orang tuanya sudah tewas bersimbah darah.

"Kami masih terus melakukan penyelidikan terkait keseharian korban ini dari keterangan saksi-saksi dan bukti-bukti yang lain," kata Kapolres.

Kenangan Terakhir Korban Bersama Keluarga

Ilpi Yanto (39) anak bungsu pasutri yang tewas dibunuh di pondok kebunnya, Minggu (6/1/2019) lalu berusaha tegar saat ditemui posbelitung.co, Senin (7/1/2019).

Bungsu dari empat bersaudara itu mengakui tidak terdapat firasat apapun sebelum kejadian naas itu menimpa kedua orang tuanya.

Bahkan dirinya sempat berbincang di kediamanya di Jalan Pemuda, Desa Aik Rayak, Kecamatan Tanjungpandan, Kabupaten Belitung sebelum ia berangkat kerja ke Manggar, Kabupaten Belitung Timur.

Pasca menyambut malam pergantian tahun, memang Ilpi beserta keluarganya sempat menghabiskan waktu untuk liburan.

Keluarga besarnya jalan-jalan ke destinasi wisata sekaligus berenang di kolam pemandian‎.

Oleh sebab itu, orang tuanya baru berangkat ke kebun pada Rabu (2/1/2019).

"Biasanya kan pergi setiap Senin, tapi kemarin habis jalan-jalan biasa tahun baru, jadi berangkatnya Rabu‎. Mungkin itu lah kenangan terakhir bersama orang tua," katanya.

Menurutnya kecurigaan keluarga mulai timbul ketika orang tuanya tak kunjung pulang pada Sabtu (5/1/2019). Sebab, tetangga mereka akan menggelar hajatan pada Minggu (6/1/2019).

Oleh sebab itu, kakak Ilpi mencoba menelpon orang tuanya namun nomor handphone sudah tidak aktif.

Meskipun demikian, lanjutnya, pihak keluarga tidak berpikir sampai pada kejadian tersebut, sembari terus berusaha menghubungi nomor handphone tersebut.

Akhirnya keluarga memutuskan untuk menghubungi dirinya meminta agar singgah di kebun mengecek kondisi orang tuanya.

"Saya telpon kalau pulang dari Manggar singgah di kebun dan saya sampai di kebun itu sekitar pukul 17.00 WIB hari Minggunya," kata Ilpi.

Setibanya di kebun perasaan Ilpi mulai tidak enak karena melihat kerubutan lalat dari dalam pondok. Ditambah aroma tidak sedap sepintas mulai tercium.

Ilpi kaget ketika membuka pintu pondok dan mendapati kedua orang tuanya sudah terbujur kaku bersimbah darah.

"Ya sudah curiga karena lalat sudah banyak di pondok itu. Memang pintu pondok agak terbuka sedikit," katanya.

Usai mendapati kejadian tersebut, Ilpi langsung menelpon keluarganya di rumah dan melaporkan kejadian itu kepada Polsek Membalong. (Pos Belitung, Dede Suhendar)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini