"Harganya (satu kantong kolostomi) di Apotek Rp 37.500, diganti dua hari sekali," terang dia.
Terlebih, kata Warsih tidak semua apotek di Bantul menjual kantong kolostomi (colostomy bag).
Ia harus mendapatkan kantong itu di apotek yang cukup besar.
Dalam kondisi kepepet, kantong penampung kotoran itu sebenarnya bisa dipakai beberapa kali, caranya dengan dicuci bersih menggunakan air hangat.
Namun begitu, Warsih mengaku harus membeli tambahan perekat kulit atau protekstive skin.
"Harga satu perekatnya itu Rp 300 ribu," ungkap dia
Dilaporkan Tribunjogja.com, anak bungsu Warsih yang bernama Agung Widodo terlahir tanpa anus.
Ia harus menjalani serangkaian operasi supaya bisa normal seperti anak pada umumnya.
Operasi pertama sudah dilakukan, dengan membuat lubang pembuangan di bagian perut sebelah kiri.
Operasi selanjutnya, pembuatan anus akan segera dilakukan di Rumah sakit dr Sardjito.
Saat ini tengah menunggu antrian.
"Kemarin sudah daftar. Tinggal nunggu antrian. Dapat nomornya 74. Sekarang baru nomor 41," kata Warsih.
Operasi ketiga, penutupan lubang pembuangan di perut.
Operasi ini bisa dilakukan ketika anus yang baru dioperasi mengering.
"Harapannya, anak saya bisa cepat sembuh, pengen normal dan bisa lancar buang air besar seperti anak yang lain, sehingga bisa sekolah," harap dia. (*)