"Dari pihak keluarga ada tiga penyelam yang sudah biasa menyelam disini, satu yang nyelam tadi," ujar Muhamad Sasmita (36), kakak kandung Bahrul.
Keluarga meyakini, Bahrul tidak sampai hanyut ke muara.
Fokus pencarian hanya di bawah Jembatan Sembayat tepat lokasi jatuhnya Bahrul usai terlibat kecelakaan lalu lintas.
"Banyak besi dibawah sini, keluarga yakin Bahrul disini," kata Sasmita sambil menunjuk tiang jembatan Sembayat.
Bahkan mereka masih menunggu di tepi sungai Sembayat hingga pagi hari.
Sasmita mengatakan, sebelum musibah yang menimpa adiknya itu, ia sempat memberikan nasihat karena sudah dewasa dan bekerja selama enam bulan di sebuah warung kopi.
"Orangnya itu pendiam tidak banyak ngomong," tambahnya.
Mustofa (70) ayah Bahrul, hanya bisa terdiam melihat sungai dengan harapan anak bungsunya itu segera ditemukan dalam kondisi apapun.
Matanya tajam melihat Jembatan Sembayat, lokasi jatuh Bahrul pada Selasa lalu.
"Ibunya juga mau kesini tapi saya suruh di rumah saja berdoa, ngaji supaya Bahrul lekas ketemu," ujar Mustofa.
Beberapa relawan di desa sekitar juga turut mencari keberadaan Bahrul yang sudah tiga hari belum ditemukan di sungai Bengawan Solo, Kabupaten Gresik.
Kepala Desa Pangkahwetan, Syaifullah Mahdi mengatakan ini sebagai bentuk kepedulian. Berangkat dari hati nurani melakukan pencarian Bahrul.
"Ada 23 warga dari Pemdes, rukun nelayan, karang taruna ikut membantu semoga bisa ditemukan hari ini," paparnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul Hari Ketiga Belum Ditemukan, Pencarian di Jembatan Sembayat Fokuskan di Lokasi Jatuhnya Bahrul