Laporan Wartawan Bangka Pos Fery Laskari
TRIBUNNEWS.COM, BANGKA - Akibat gelombang tinggi, air laut merambah daratan bahkan memicu terjadinya abrasi.
Di Pantai Dusun Pesaren Desa Bintet Kecamatan Belinyu misalnya, abrasi merusak kawasan parkir perahu dan mendekati pemukiman warga setempat.
Air laut juga merusak daratan dekat jalan aspal.
Dikhawatirkan kondisi itu semakin parah membuat fasilitas umum di dusun menjadi rusak.
"Pantai Pesaren abrasi. Lokasi abrasi di ujung jalan aspal. Kondisi ini biasa terjadi saat musim barat, gelombang besar," kata Asui (45), Warga Peaaren kepada Bangka Pos, Rabu (30/1/2019).
Rupanya kondisi itu sudah diketahui oleh Pemkab Bangka.
Baca: Ayah Puput Bongkar Lokasi Pernikahan Putrinya, Adik Bungsu Ahok Singgung Perpisahan dan Perselisihan
Tim Pemkab Bangka dipimpin Wakil Bupati, Sahbudin alias Dino langsung meninjau lokasi yang dimaksud. Saat tiba di lokasi pantai, mereka menemukan fakta yang sesungguhnya.
"Abrasi cukup serius berdampak terhadap perumahan penduduk. Kondisi gelombang yang besar membuat perahu nelayan tidak dapat berlabuh di tepi pantai," kata Wakil Bupati Bangka, Sahbudin alias Dino, Rabu (30/1/2019).
Baca: Kembangkan Sistem Peringatan Dini Banjir Pesisir, BMKG Adakan Workshop
Diakuinya, masyarakat setempat menginginkan adanya upaya penanggulangan agar pantai tidak rusak.
Karena itu pula Pemkab Bangka turun ke lokasi, guna memecahkan masalah yang terjadi. Saat acara kunjungan, tak hanya Wabup Bangka yang hadir, namun perwakilan Dinas PU Propinsi Babel, Balai Besar SDA Propinsi Babel, PU Bangka, Camat Belinyu dan Kades Bintet.
"Masyarakat Dusun Pesaren Desa Bintet mengharapkan pemerintah segera melakukan pembangunan pemecah gelombang dan talut penahan abrasi. Upaya kita ke depannya, setelah didukung data-data yang sudah ada, maka kita akan mengusulkan ke Pihak Kementrian PUPR, Dirjen SDA, untuk buat pemecah gelombang dan talut penahan abrasi," tegas Dino.