News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kasus DBD di Berau Terus Meningkat, Lakukan Cara Ini untuk Mencegahnya

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Berau terus meningkat. Anak-anak yang paling rentan terhadap penyakit DBD ini.

TRIBUNNEWS.COM, TANJUNG REDEB - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Berau terus meningkat. Hal ini dapat dilihat dari jumlah pasien yang dirawat karena DBD. Berdasarkan data Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Rivai, ada 69 orang yang rawat inap karena DBD.

Humas RSUD Abdul Rivai, Erva Anggriana mengatakan, kasus ini DBD meningkat sejak awal hingga pertengahan Januari lalu. Saat itu, RSUD Abdul Rivai menangani sekitar 38 pasien DBD. Menjelang akhir Januari 2019, jumlah pasien terus meningkat hingga mencapai 69 orang.

"Minggu keempat bulan Januari 2019, pasien DBD bertambah sampai 31 orang. Sehingga total ada 69 pasien rawat inap," ungkapnya. Erva mengungkapkan, dari 69 pasien tersebut, mayoritas adalah pasien anak-anak.

"Ini menjadi perhatian serius bagi kami, apalagi pada akhir tahun 2018 kemarin, ada satu orang yang meninggal," kata Erva yang juga menjabat sebagai Sekretaris Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Berau ini.

Karena itu Erva meminta kepada masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat. Mulai dari hal-hal yang sederhana, seperti menguras dan membersihakan bak mandi sepekan sekali. Memasang kasa atau jaring nyamuk di jendela atau ventilasi rumah.

"Cara yang paling ringan, minimal tidak menggantung pakaian terlalu lama dan terlalu banyak di dalam rumah seperti di dalam kamar atau kamar mandi. Karena pakaian-pakaian yang digantung ini bisa menjadi sarang nyamuk,” jelasnya.

Langkah yang lebih serius adalah dengan memeriksakan diri atau anggota keluarga, terutama anak-anak yang mengalami gejala demam atau panas dingin. “Segera bawa periksa ke rumah sakit atau puskesmas. Supaya bisa segera ditangani, kalau memang benar DBD," tegasnya.

Erva menjelaskan, dalam beberapa kasus yang lambat ditangani, kondisi pasien bisa terus memburuk, bahkan tidak menutup kemungkinan akan menyebabkan kematian seperti kasus DBD yang terjadi pada bulan Desember 2018 lalu.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Berau, Totoh Hermanto mengatakan, meningkatnya kasus DBD ini, selain disebabkan pola hidup yang kurang memperhatikan kebersihan lingkungan sekitar, juga disebabkan oleh cuaca, yakni musim hujan. Curah hujan yang tinggi menyebabkan munculnya banyak genangan, sehingga sangat ideal bagi perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti yang menjadi pembawa virus demam berdarah.

Untuk menekan kasus DBD, Dinas Kesehatan Berau, kata Totoh tetap menjalankan program pengasapan dan membagikan bubuk abate kepada warga untuk membunuh jentik-jentik nyamuk yang berada di tempat penampungan dan genangan air.

Selain upaya dari Dinas Kesehatan, Totoh juga meminta warga untuk ikut menjaga kebersihan lingkungan masing-masing. Menguras, menutup dan mengubur genangan adalah cara terbaik untuk mengantisipasi perkembangan penyakit DBD. (Geafry Necolsen)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini