Laporan Wartawan Tribun Medan M Nasrul
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Sejak tiga hari terakhir, sebagian wilayah Kabupaten Karo dilanda cuaca yang cukup dingin.
Seorang warga Sarianto Sembiring, mengungkapkan perubahan suhu mulai pukul 19.00 hingga 08.00 WIB, dan diduga mencapai 12 derajat celsius.
Dibandingkan dengan beberapa hari sebelumnya memang saat ini cuaca berubah drastis.
Menurut pengalamannya, jika cuaca seperti saat ini biasanya tak lama dari cuaca dingin seperti itu, Gunung Sinabung diduga akan bergejolak.
"Mengingat kejadian dari tahun 2010 lalu, kalau cuaca seperti ini kemungkinan akan ada letusan," ujar Sarianto, saat ditemui di kawasan Kabanjahe, Selasa (12/2/2019).
Dirinya mengungkapkan, memang letusan tersebut memang tidak dapat diduga.
Namun begitu, pria yang tinggal di Desa Tiga Pancur itu menyebutkan kemungkinan aktivitas Sinabung diperkirakan akan terjadi.
Baca: Kronologi Hilangnya Bendahara PUPR Kabupaten Sikka, Diduga Diamankan Direktorat Narkoba Polda NTT
Selain perubahan cuaca, asap Sinabung juga jauh berkurang, bahkan terkadang sangat sedikit.
Menurut pria yang sudah lama mengamati Gunung Sinabung itu, biasanya asap tebal selalu terlihat di seputar puncak gunung.
"Biasanya asap putih itu pasti nampak tebal di atas, kalau pengalaman itu normal. Tapi seperti kemarin asap enggak nampak, tambah lagi cuaca lebih dingin, kalau seperti itu biasanya ada aktivitas," ungkapnya.
Hendri, warga Berastagi itu menyebutkan, seperti beberapa tahun sebelumnya setiap kali udara sangat dingin, tak berselang lama gunung mengalami erupsi.
"Seperti tahun 2010 lalu, kalau udah dingin sekali kayak gini pasti ada saja aktivitas Gunung Sinabung yang timbul," katanya.
Saat dikonfirmasi ke pihak Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Gunung (PVMBG), Kepala Pos Pengamatan Gunung Sinabung Armen Putra, mengungkapkan sebenarnya perubahan cuaca seperti saat ini tidak terlalu berpengaruh.
Karena hingga saat ini, menurut pengamatan dengan menggunakan alat seismik aktivitas Sinabung Masih normal.
"Kalau dari cuaca sebenarnya tidak menjadi patokan apakah akan ada erupsi atau tidak, bisa saja dari arah timur yang daerahnya masih musim dingin," ucapnya.
Armen melanjutkan, memang aktivitas gunung api tidak bisa langsung dikaitkan dengan cuaca. Dikatakannya, untuk cuaca berada di permukaan, sementara gunung api berada di bawah permukaan.
Saat ditanya perihal tanda-tanda aktivitas gunung, dirinya juga mengungkapkan memang asap merupakan salah satu faktor perubahan aktivitas gunung.
Namun, sekali lagi dirinya menegaskan memang sejauh ini kondisi gunung masih stabil.
"Meskipun begitu status masih awas level IV," pungkasnya.