Di pekarangan rumah itulah, jenazah M Nasir dan Roslinda dimakamkan.
"Mereka sebenarnya bikin rumah di Pango Raya, Kecamatan Ulee Kareng dan tercatat sebagai warga di sana. Akan tetapi karena ada sedikit kendala maka tidak dikebumikan di Pango. Akhirnya jenazah dibawa pulang ke Gampong Pande dan dikebumikan di pekarangan rumah kami," ujar Jalina yang akrab disapa Kak Nong, adik kandung almarhumah Roslinda sambil menahan tangis.
7. Korban tinggalkan 2 anak
Menurut Kak Nong, Kak Adek dan Bang Nasir memiliki dua anak yaitu satu putra dan satu putri.
Bahkan, putrinya, Aina Rinjani (27) baru saja melangsungkan pernikahan dan resepsi pada 21 Februari 2019.
Aina Rinjani dan suaminya, Dani Alfairus tinggal serumah dengan orangtuanya yang mengelola Warung Nasi Pecal di Jalan T Iskandar, kawasan Lamteh, Ulee Kareng--tempat tragedi itu terjadi.
Pasangan pengantin baru itu ikut menyaksikan saat-saat akhir orangtua mereka bahkan memergoki pelakunya.
8. Pelaku sempat diajak korban bersihkan rumah
Dalam penilaian keluarga korban, termasuk pekerja di warung nasi tersebut, tersangka pelaku sehari-harinya termasuk pemuda pendiam dan gerak-geriknya agak 'melambai' (istilah agak keperempuanan).
Sehari menjelang kejadian memilukan itu, Is masih diajak oleh M Nasir untuk bantu-bantu membersihkan rumah di Pango Raya karena selama ini rumah tersebut disewakan.
Namun pada Senin malam--sejak lepas magrib--Is tidak terlihat di tempat usaha.
"Biasanya dia betah sekali nonton tv sejak habis magrib sampai tengah malam sambil nemanin Kak Aina (putri M Nasir) menjahit. Tapi malam itu dia tidak pulang," ungkap Husna, seorang pekerja di warung nasi M Nasir.
Ada perkiraan, malam itu Is kembali ke warung selepas tengah malam karena pada saat-saat seperti itulah majikannya sudah terlelap.
"Dia masuk dengan cara membuka paksa pintu kamar korban dan membunuh dengan senjata tajam. Hampir di seluruh bagian tubuh korban ada bekas tujukan, sayatan, dan bacokan. Sangat keji," ujar Kak Nong tanpa sanggup menahan tangis.
9. Keluarga korban terpukul
Kematian pasangan suami istri, M Nasir bin Ilyas dan Roslinda binti Ridwan menyisakan pilu nan tak terperi, terutama di kalangan anggota keluarganya.
Saat menceritakan tragedi yang menimpa kakak dan abang iparnya, Kak Nong didampingi abang kandungnya, M Nur alias Dek Gam, ibu kandung almarhum M Nasir, Nursiah, dan seorang pekerja di warung korban bernama Husna yang ikut melihat detik-detik awal pascapembunuhan keji pada Selasa menjelang subuh kemarin.
Wawancara dengan keluarga besar korban ikut didampingi Ketua Pemuda Gampong Pande, Firdaus dan Usman M Adam alias Abon Usman yang ikut memfasilitasi pertemuan dengan keluarga korban.
Menurut Kak Nong, keluarga besar mereka sangat terpukul dengan pembunuhan keji yang dilakukan oleh tersangka pelaku yang tak lain adalah pekerja yang sekaligus orang kepercayaan kakak dan abang iparnya.
"Bagi Kak Adek (panggilan almarhumah Roslinda) dan Bang Nasir, si Is (tersangka pelaku) sudah dianggap keluarga, bukan cuma pekerja. Tapi tak disangka dia tega melakukan pembunuhan yang sangat sadis itu," ujar Kak Nong didampingi abang kandungnya, M Nur.
Keluarga korban minta polisi mengungkap tuntas motif pembunuhan sadis itu dan berharap pelakunya dijatuhi hukuman setimpal.
"Pelakunya seperti sudah punya rencana untuk menghabisi korban, faktanya senjata tajam (parang bengkok menyerupai arit) yang digunakan dibalut dengan kain untuk maksud menghilangkan sidik jari," demikian keterangan keluarga korban. (*)
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul 9 Fakta Pembunuhan Pasutri Penjual Nasi di Banda Aceh, Pelaku Terancam Hukuman Mati